AKUWAN, 049615452
(2001)
ANALISIS TENTANG UPAH DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA INDUSTRI PUPUK DI INDONESIA TAHUN 1984-1998.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Industri pupuk adaIah industri yang mempunyai peranan penting daIam mendukung sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan akan pupuk harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya pembangunan pertanian sebagai salah satu bidang pembangunan ekonomi yang tak ada habis-habisnya, sebab yang dituju bukan hanya swasembada beras meIainkan pembangunan pertanian dalam arti luas seIain memenuhi kebutuhan datam negeri juga untuk keperIuan ekspor karena di pasaran intemasional masih terbuka. Industri pupuk merupakan salah satu kelompok industri kimia dasar yang bersifat padat modal menghasiIkan berbagai jenis produk pupuk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Industri pupuk yang berkembang meliputi industri pupuk besar (BUMN) dan industri menengah. Sebagai salah satu kelompok industri kimia dasar maka industri pupuk mempunyai ciri-ciri : padat modal, menggunakan teknologi tinggi. menerapkan skala ekonomi minimum, tenaga kerja yang berketrampilan tinggi, serta padat energi. Ciri-ciri tersebut mempengaruhi perkembangan penyerapan tenaga kerja dan produktivitasnya.
Indonesia mempunyai keunggulan komparatif sumber daya manusia yaitu tenaga kerja yang relatif murah jika dibandingkan dengan negara lain. Tetapi apakah hal itu berlaku juga pada industri pupuk. Dalam teori produktivitas maIjinal distribusi dinyatakan bahwa jika produk marjinal tenaga kerja lebih tinggi daripada upah riil tenaga kerja maka tenaga kerja tennasuk golongan upah murah sebaliknya apabila produk marjinalnya lebih rendah daripada upah riil maka tenaga kerja termasuk golongan upah mahal. Dari hasil penelitaian temyata tenaga kerja pada industri pupuk termasuk tenaga kerja dengan golongan upah murah karena produk marjinal lebih tinggi dari upah riilnya selama peri ode yang dikaji. Tetapi tingkat produktivitas ratarata umum tenaga kerja meningkat rata-rata 8,84% per tahun, sehingga merupakan keunggulan komparatifbagi industri pupuk. Sedangkan penyerapan tenaga kerja kerja pada industri ini juga meningkat rata-rata 6,94% per tahun. Hal ini menunjukkan perkembangan yang baik karena penyerapan tenaga kerja dan produktivitasnya meningkat dalam waktu yang bersamaan.
Dari ,segi penggunaan faktor produksi pada industri pupuk se1ama periode yang dik~ii cenderung ke arah padat karya, yang berlawanan dengan sifatnya yaitu padat modal. ( dilihat dari koefisien elastisitas tenaga kerja sebesar 0,679 lebih besar daripada koefisien elastisitas modal hanya sebesar 0,443). Karena modal belum digunakan sepenuhnya dalam menghasilkan output atau modal dalam keadaan under-employment. Tetapi posisi tenaga kerja pada industri ini dalam kondisi kurang menguntungkan karena tingkat substitusi tenaga ketja untuk modal TSM (L) meningka~ selama tahun 1984-1998 yang berarti ada kecenderungan untuk menggantikan tenaga kerja dengan modal semakin besar.
Actions (login required)
|
View Item |