YUDHI RACHMAN, 079715421
(2005)
RESPON SERIKAT BURUH TERHADAP KEBIJAKAN NEO LIBERALISME
( Studi Deskriptif Tentang Gerakan Buruh Di Surabaya ).
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Pada bulan Desember 1999, terjadi satu demonstrasi besar di Seattle Amerika Serikat yang memicu berbagai demonstrasi besar di belahan bumi lainnya, hanya untuk menghadapi musuh yang sama yaitu neo-liberalisme. sebuah ideologi yang menjadi pijakan kaum kapitalis dalam menyatukan ekonomi dunia. Doktrin-doktrin neo-liberal semakin populer diucapkan dalam ideologi konservatif yang dijuluki Thatcherism di Inggris dan Reagenomics di Amerika Serikat. Ide-ide neo-liberalisme menjadi pondasi bagi kebijakan-kebijakan lembaga-lembaga pendukung kapitalisme global seperti WTO, IMF, World Bank, negara-negara G7 dan MNC (Multi National Corporations).
Paket kebijakan ekonomi yang berdasarkan kepentingan ekonomi neoliberalisme juga terjadi di Indonesia, seperti melalui penerapan sistem pasar, privatisasi, penerapan pasar tenaga kerja yang fleksibel yang menjadi pijakan gerakan buruh menentang neoliberalisme. Lahirnya banyak organisasi buruh pasca jatuhnya rezim Soeharto merupakan salah satu bukti derasnya perjuangan untuk melawan penindasan. Tuntutan aksi pun mulai memasukkkan isu-isu tuntutan makro ekonomi politik yang dianggap merugikan buruh di Indonesia. seperti penolakan terhadap IMF politik yang dianggap banyak melalukan intervensi dalam aturan perburuhan di Indonesia. Melihat fenomena tersebut, dimana gerakan buruh terlibat aktif dalam aksi-aksi anti neoliberalisme, menunjukkan aktivitas gerakan buruh mengalami peningkatan, baik daris egi kualitas maupun kuantitasnya. permasalahan yang dibahas pada tulisan ini adalah bagaimana respon serikat buruh terhadap persoalan sosial, ekonomi, dan politik dalam wujud neoliberalisme yang menyentuh kehidupan buruh.
Tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah konsep ideologi Karl Marx Hegemoni Gramsci dan Ideologi yang melandasi kaum neoliberal sebagai pisau analisis dalam melihat fenomena gerakan tubuh melawan neoliberalisme. penelitian menggunakan tipe deskriptif pengambilan data menggunakan observasi dan wawancara (in depth interview) untuk emmperoleh data primer. Sementara data sekunder berupa informasi dari media cetak, buku, artikel dan dokumen lainnya. Keseluruhan data analisis secara kualitatif dengan mencantumkan cuplikan-cuplikan hasil wawancara. Hal ini bersifat faktual yang lugas dan spesifik sehingga menjadi semacam dokumen yang mampu berbicara sendiri.
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan ada dua tlpe serikat buruh yang muncul pasca-reformasi. baik berbasis Ormas agarna, LSM atau Parpol, yaitu serikat buruh moderat dan serikat buruh radikal yang beraliran Marxisme, Respon kedua tipe senkat buruh int berbeda dalam menyikapi kebijakan neoliberalisme. Serikat buruh yang pertama lebih mengutamakan kompromi sebagai alat perjuangan sedangkan senkat buruh radlkal lebih memilih cara-cara konfroniatff Walaupun solusi-solusi kompromistis dalam perselisihan industrial tak jarang dilakukan oleh mereka. temu saja dengan pertimbangan sebagai baglan dari strategl dan tak1ik, pandangan terhadap posisi mereka sebaga! buruh dan posisi malikan sebagai pemiljk perusahaan di mana mereka bekerja sangat jauh dan pengaruh nilai komprornistis terse-but Munculnya kesadaran buruh tentang bahaya nooliberalisme merupakan langkah maju jika dibandingkan dengan image gerakan buruh sebelumnya. yang hanya bergerak pada fataran isu normatif yang kurang menyentuh pada pokok permasalahan utama, yaitu ketidakadilan pada sistem yang bertaku.
Actions (login required)
|
View Item |