Asyatun (2005) Stratigrafi Isolek-Isolek Bahasa Madura Dialek Pamekasan. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (HALAMAN JUDUL)
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (252kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
2. DAFTAR ISI.pdf Download (181kB) |
|
Text (ABSTRAK)
3. ABSTRAK.pdf Download (102kB) |
|
Text (BAB I)
4. BAB I PENDAHULUAN.pdf Download (1MB) |
|
Text (BAB II)
5. BAB II KONDISI GEOGRAFIS, SOSIAL BUDAYA, DAN KEBAHASAAN KABUPATEN PAMEKASAN.pdf Download (766kB) |
|
Text (BAB III)
6. BAB III PEMBAHASAN.pdf Download (1MB) |
|
Text (BAB IV)
7. BAB IV SIMPULAN.pdf Download (172kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (165kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
9. LAMPIRAN.pdf Download (1MB) |
Abstract
Mengacu kondisi geografis Pamekasan berupa daerah pantai atau pesisir, beberapa daerah merupakan pegunungan atau dataran tinggi, dan merupakan jalur transportasi darat utarna secara tidak Jangsung mempengaruhi pemakaian bahasa di kabupaten Parnekasan sehingga muncul kekhasan. Fenomena ini terlihat pada pemakaian [iJpPA?}, [ammA?}, dan [bApA?] untuk merealisasikan makna 'ayahlbapak' dan [kYiAt'J dan [kAi'} untuk merealisasikan makna 'kyai'. Penelitian ini dilakukan di 7 titik pengamatan karena diharapkan bisa memberikan gambaran menyeluruh tentang stratigrafi isolek-isolek yang ada di kabupaten . Pamekasan. Berdasarkan hal di atas, maka daerah pengamatan di dalarn penelitian ini antara lain: kecarnatan (I) Tlanakan, (2) Pademawu, (3) Pamekasan, (4) Proppo, (5) Larangan, (6) Pegantenan, dan kecamatan (7) Pakong. Sejalan dengan penelitian deskriptif, maka metode yang digunakan adalah metode pupuan lapangan yaitu met ode pengumpulan data dengan cara peneliti datang langsung ke daerah titik pengamatan dan bersemuka dengan informan. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan langsung dan perekaman. Melalui kajian sinkronis dengan metode dialek1:ometri diperoleh hasil prosentase antara 21,7-35,9% menunjukkan bahwa perbedaaan yang ada di kabupaten Pamekasan hanya sampai pada tingkat beda wicara, digarnbarkan dalarn peta jarak kosakata antardaerah pengamatan. Secara keseluruhan berkas isoglos menunjukkan bahwa masing-masing titik pengarnatan l(Tlanakan), 2 (Pademawu), 4 (Proppo), dan 7 (Pakong) mempunyai eiri khas sendiri yaitu adanya perbedaan wieara antara keempat daerah tersebut. Hal ini tarnpak dari adanya kumpulan isoglos teba! di titik pengamatan itu. Berian yang ditampilkan di titik pengarnatan I, 2, 4, dan 7 berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya sehingga isoglos yang terbentuk hanya melingkar di masing-masing titik tersebut. Setiap daerah cenderung mempergunakan kosakata yang berbeda (dalarn hal wieara) dari daerah lainnya walaupun berada di dalarn satu wilayah pernakaian kosakata, digambarkan dalarn peta hasil akhir penelitian.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FS BI 17/05 Asy s | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Linguistik, Bahasa Madura | ||||||
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics > P1-1091 Philology. Linguistics(General) | ||||||
Divisions: | 12. Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Indonesia | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | S.Sos. Sukma Kartikasari | ||||||
Date Deposited: | 07 Dec 2016 02:33 | ||||||
Last Modified: | 01 Mar 2022 03:50 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/48600 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |