DENDRA NAKULO ADRIASMORO, 079815804
(2003)
DILEMA RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA ( Study Deskrlptlf tentang lmplementasi KebiJakan Relokasi Pedagang Kakl Lima di Kota Surabaya ).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
ABSTRAKSI
Krisis telah memicu penderitaan dalam konteks makro, yaitu tidak saja bagi pelaku ekonomi besar, tetapi juga kelompok ekonomi menengah-kecil dan koperasi, serta teIjadinya peningkatan kemiskinan. Ketika urbanisasi tak lagi dapat dibendung maka yang teIjadi diberbagai kota besar biasanya adalah proses pemampatan (involution). Benar bahwa kehidupan di kota besar cenderung tak pemah ramah dan bahkan sangat keras. Akan tetapi, ibarat bilangan dalam ilmu matematika, daya toleransi dan kapasitas serap kota besar sepertinya tak pemah berujung alias tak terhingga. Siapa pun yang mencoba mangadu nasib di kota, niscaya akan disambut dengan tangan terbuka, sepanjang tidak mengaharapkan pengakuan formal semacam KTP. Sektor informal menyeruak kepermukaan karena sektor formal tidak memberikan ruang lingkup yang cukup sehingga kegiatan ekonomi berlangsung diluar sektor yang terorganisasi.
Dalam sebuah relokasi tentunya dibutuhkan persiapan yang matang dengan perhitungan dan pertimbangan yang cermat, supaya pelaksanaan relokasi itu sendiri beIjalan dengan lancar. Dalam kasus ini sektor informal yang sudah termarginalkan sulit untuk menerima kebijakan yang telah diambil oleh Pemerintah Kota Surabaya, mereka beranggapan bahwa kebijakan itu hanya sekedar gusur menggusur saja, tanpa ada solusi terbaik bagi permasalahan sektor informal masalah pedagang kaki lima.
Dengan melihat pada beberapa hal diatas akan dapat diketahui mengapa kebijakan relokasi pedagang kaki lima banyak menemui hambatan dalam implementasinya, karena adanya dilema disini, yaitu disatu sisi mereka (para pedagang kaki lima) dilarang untuk berjualan di tempat yang tidak diperuntukkan bagi pedagang kaki lima ataU dengan kata lain dinyatakan liar, tapi dilain sisi keberadaan mereka dibutuhkan masyarakat sekitar, sebagai penyedia barang kebutuhan. Disisi yang lain juga keberadaan mereka ini sebagai alte~ pemecahan masalah pengangguran diperkotaan, sebagai akibat krisis yang meland«.
Selain itu kurangnya pemahaman masyarakat dan sosialisasi dari pemkot atas suatu kebijakan, membuat mereka tidak melaksanakan kebijakan tersebut, meskipun kebijakan itu akan membuat mereka pada keadaan yang lebih baik.
Actions (login required)
|
View Item |