PITANIA SUWANDAYANI
(2004)
POTENSI KELENTENG SANGGAR AGUNG DI PANTAI
RIA KENJERAN SURABAYA
(STUDI DESKRIPTIF TENTANG MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR KELENTENG SANGGAR AGUNG SEBAGAI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA).
Tugas Akhir D3 thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Di lokasi Pantai Ria Kenjeran yang terletak di pesisir pantai timur Surabaya, tepatnya di JI. Sukolilo 100 atau JI. Kenjeran akhir Surabaya. Terdapat sebuah Kelenteng yang memiliki potensi wisata yang dapat digali. Potensi itu adalah nilai arsitektur dan budaya. Dengan adanya potensi tersebut, maka penulis memilih topik penelitian ini bermula dari rasa kagum dan ketidakmengertian peneliti akan arsitektur yang digunakan dan makna simbolik beserta ragam hias yang terdapat di Kelenteng Sanggar Agung. Itulah yang menjadi permasalahan dari penulisan Tugas Akhir ini.
Kelenteng Sanggar Agung yang merupakan tempat peribadatan umat Tridhanna yang memiliki nilai arsitektur yang tinggi, dalam gaya arsitekturnya merupakan perpaduan dan kebudayaan Jawa, Bali, dan Tiongkok. Ini semua dapat di lihat dari bent uk atapnya seperti "Joglo" (rumah tradisional Jawa ), bentuk gapura pintu masuk serta ukir-ukirannya seperti corak bangunan Bali dan pada bentuk jendela/ventilasinya terlihat seperti bentuk ventilasi dari Tiongkok. Itu semua tidak merubah fungsi dari Kelenteng tersebut khususnya sebagai tempat ibadah.
Bangunan Kelenteng yang terdiri dari ragam hias dan warna-warni menyolok merupakan khas budaya Tionghoa. Di dalam Kelenteng terdapat berbagai macam simbol tetapi tidak semua tahu khususnya jama'ah Kelenteng mengenai makna dari simbol-simbol tersebut.
Penulisan Tugas Akhir ini selain merupakan kesempatan yang bagus bagi peneliti untuk mempelajari dan mendalami budaya Tionghoa, juga diharapkan bagi para pembaca yang tertarik untuk mempelajari budaya Tionghoa melalui sumber yang mereka salurkan ke dalam ragam hias Kelenteng sehingga penyajian dan analisis data dapat terwujud.
Dengan adanya tradisi mengagungkan nenek moyang, maka hal ini berpengaruh terhadap kebiasaan mereka untuk memenuhi ruangan-ruangan Kelenteng dengan patung-patung dan sesajian yang mereka persembahkan kepada nenek moyang mereka.
Dari penelitian ini terlihat sifat orang Tionghoa yang sangat memegang teguh tradisi leluhur dan teliti terhadap segala sesuatu nya, sehingga di setiap sudut bangunan Kelenteng secara keseluruhan hingga tiangnya pun menggambarkan budaya dan keyakinan mereka.
Secara umum kesimpulan dari Tugas Akhir ini adalah simbol-simbol yang terdapat dalam ragam hias Kelenteng SA, menggambarkan ajaran dan kepercayaan umat Tridhanna. Jadi simbol-simbol tersebut bukan sekedar hiasan tetapi mengandung makna tertentu yaitu menerangkan tentang larangan dan kewajiban manusia sebagai makhluk beragama dan makhluk sosial serta memiliki nilai magis yang membuat para umatnya merasa khusuk.
Diharapkan dari potensi-potensi yang ada di Kelenteng Sanggar Agung tersebut dapat dikembangkan menjadi obyek wisata, khususnya obyek wisata rehgi dan budaya.
Actions (login required)
|
View Item |