ZETTYANA N.N, 059812082
(2003)
SINTESIS ASETIL KUERSETIN MELALUI REAKSI ASETILASI ANTARA KUERSETIN DAN ASETIL KLORIDA.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Kuersetin merupakan suatu aglikon flavonoid yang sekarang ini sedang banyak diteliti. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kuersetin mempunyai berbagai khasiat yang menguntungkan seperti perlindungan kardiovaskuler, anti virus, anti kaker, anti ulser, anti alergi, peneegahan katarak, dan anti inflamasi (http://www.thome. com.laltmedrev/querceti3-2html, 2001). Penelitian terakhir menyebutkan pemberian ekstrak daun Dandropthoe petandra yang mengandung kuersetin dengan dosis 150 mg/30 gram berat badan mempunyai aktivitas kontrasepsi pada meneit jantan (Astika,2000).
Menurut metode Markham dapat dilakukan pembuatan ester flavonoid dengan menggunakan reaksi asilasi, sehingga dengan merujuk metode tersebut pada penelitian ini telah dilakukan sintesis turunan kuersetin dengan pereaksi yang berbeda, yaitu asetil klorida. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui oapakah dapat disintesis suatu senyawa turunan kuersetin melalui reaksi asetilasi antara kuersetin dengan asetil klorida. Jika dapat dilakukan sintesis tersebut, gugus OH fenolik kuersetin pada posisi mana saja yang dapat terasetilasi.
Hipotesis awal dari penelitian ini, dapat disintesis turunan senyawa kuersetin melalui reaksi asetilasi. Namun tidak semua gugus OH fenolik dari kuersetin akan tersubstitusi oleh senyawa asetil disebabkan perbedaan reaktivitas gugus OH pada masing-masing posisi atom karbon. Hal ini karena perbedaan posisi atom karbon akan menentukan besar keeilnya faktor halang ruang.
Asetilasi dilakukan dengan mereaksikan kuesetin dengan asetil klorida pada suhu kamar. Sebagai pelarut digunakan dimetilformamida, sedangkan untuk mengikat hasil samping, Hel, digunakan senyawa piridina. Terbentuknya senyawa asetil kuersetin ditandai dengan adanya noda baru selain noda kuersetin pada pelat KL T. Pengotor dari senyawa hasil reaksi dipisahkan dengan kromatografi kolom, selanjutnya dilakukan uji kemumian dengan metode pegukuran jarak lebur dan metode kromatografi lapis tipis (KL T). Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa hasil dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan spektrofotometer FT-IR. Untuk menguatkan analisa senyawa hasil digunakan instrumen GC-MS.
Uji kemumian senyawa hasil dengan pengamatan jarak leburmenunjukkan rentang 187-189 0c. Sedangkan uji kemumian menggunakan metode KL T menunjukkan adanya dua noda akhir dengan Rfyang tidak terlalujauh.
Actions (login required)
|
View Item |