NANIK YULIANTI, 040113908 (2007) IDENTIFIKASI DAN PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED ENVIRONMENTAL COSTING PADA PT. PETROKIMIA GRESIK. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2007-yuliantina-5404-a16307-t.pdf Download (327kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2007-yuliantina-5404-.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Masalah lingkungan yang muncul akhir-akhir ini karena kegiatan pencemaran dan perusakan lingkungan, secara tidak langsung menyadarkan masyarakat untuk mulai memperhatikan kelestarian lingkungan. Hal ini mengakibatkan munculnya ilmu akuntansi yang mempelajari tentang dampak perusahaan terhadap lingkungan yaitu ilmu akuntansi lingkungan. Biaya lingkungan menjadi prioritas utama dan akuntan memiliki peran yang cukup besar dalam terlaksananya perhitungan biaya lingkungan. Hal ini diwujudkan dengan cara memodifikasikan perhitungan akuntansi konvensional dengan memasukkan unsur biaya lingkungan ataupun biaya sosial lainnya. Activity Based Environmental Costing adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasikan biaya dari kegiatan lingkungan dengan menggunakan konsep dari Activity Based Costing yang menjembatani masalah yang melekat di dalam sistem informasi akuntansi tradisional dan secara khusus mengidentifikasikan dan mengkuantifikasikan aktivitas biaya lingkungan. Activity Based Environmental Costing mengidentifikasi setiap aktivitas lingkungan dan mengelompokkannya berdasarkan pemicu biaya (cost driver)-nya, dengan menggunakan metode ini pengalokasian biaya lingkungan terhadap produk menjadi lebih akurat. Dalam penelitian ini penulis membahas bagaimana penerapan metode Activity Based Environmental Costing dalam mengidentifikasi, menghitung, melaporkan dan mengalokasikan biaya lingkungan Departemen Produksi III PT. Petrokimia Gresik terhadap produk-produk yang dihasilkan di departemen tersebut dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Dari hasil pembahasan diperoleh bahwa besarnya biaya lingkungan adalah Rp. 6.853.295,265 dengan prosentase biaya lingkungan terhadap biaya overhead sebesar 21,04% maka hal ini dianggap cukup signifikan dan memerlukan perhatian lebih dari pihak manajemen. Alokasi biaya lingkungan terhadap produk Departemen Produksi III, yang tertinggi adalah biaya lingkungan untuk produk A1F3 yaitu sebesar Rp.114.463,14 per ton. Hal ini dikarenakan A1F3 memerlukan penanganan yang lebih terkait dengan masalah lingkungannya terutama buangan acidic water dari proses produksi A1F3. Dengan demikian perusahaan dapat memgurangi tingginya biaya lingkungan melalui alternatif cara dan proses produksi A1F3 yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

Actions (login required)

View Item