Endah Widhawati Handari, 079615317
(2003)
PEMAKNAAN TERORISME DALAM BERITA (Analisis wacana pemberitaan bom Bali dan bom JW Marriot di harian Jawa Pos periode oktober tahun 2002 sampai dengan September tahun 2003).
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Wilayab Indonesia telab beberapa kali diguneang 0100 meledaknya born, sedikit yang mengaitkannya dengan terorisme. Sejak serangan terhadap New York dan Washington pada II September 2001, peristiwa lain yang serupa selalu dikaitkan dengan leroris. Ledakan born di Kula-Bali, 12 Oklober 2002 bisa dikatakan sebagai awal bagi Indonesia mendapat sebutan sebagai sarang teroris oleh negara lain terutama USA. Negara-negara barat semakin yakin babwa Indonesia memang sarang terOTis dengan meledaknya bom lagi di botel JW Marriot, Jakarta Beberapa pendapat mengatakan bahwa senmgan teroris di Indonesia berkaitan dengan kegiatan teroris internasionaI. Dalam kasus pemberilaan mengenai isu terorisme, media massa mendapatkan somber berita yang terbatas dan sulit diakses. Media cendenmg memanfaatkan sumber berila resmi. Hal ini sullt menghindar dati bias dan cenderung membawa pesan yang tdab terdistorsi, kemudian menjadikannya rujukan untuk membangun persepsi khalayak.
Berdasar fenomena pemberitaan tentang terorisme yang berkembang di media massa Indonesia, penelilian ini ditujukan untuk mengkaji bagaimana media massa menampilkan pemberitaan tentang teroris, khususnya tentang pihak-pihak atau aktor-aktor yang terkait dalam pemberitaan tentang teroris. Penelitian ini dilakukan alas head line yang ditulis oleb hatian Jawa Pos dalam pemberitaan seputar born Bali dan born Marriot. Pemilihan hatian Jawa Pos karma Jawa Pos sebuab "media pop" yang besar di Jawa Timor dan tirasnya mencapai lebih dati 100000 eksemplar setiap hatinya. Metode penelitian ini menggunakan analisis wacana dengan model analisis wacana Theo van Leeuwen. Model ini menggambarkan bagaimana suatu kelompok dominan lebih memegang kendall alas suam peristiwa dan pemaknaannya. Sementara kelompok lain yang posisinya rendah cenderung untuk teros menerus sebagai objek pemaksaan dan digambarkan secara buruk.
Dati analisis yang dilakukan diperoleh bahwa dalam pemberitaannya tentang bom Bali dan born Marriot, Jawa Pos secara wnwn menggunakan strategi iuklusi, menampilkan aksi-aksi pelakn pemboman yang brutal, jahat, dan kejam. lnklusi dilakukan alas korban pemboman lebih cenderung merupakan dramatisasi atas derita yang dialami 0100 para Irorban pemboman., yang justru memperburuk citra pelakn pemboman. Strategi wacana yang diterapkan Jawa Poo dalam proses inklusi ada 5 yakni nominasi identifikasi, untuk menampilkan aktor peristiwa, deferensiasi-indeferensiasi, strategi ini tidak menambah infonnasi apapun tentang peristiwa yang disebutkan. Asosiasi-disosiasi, strategi ini mengarahkan pembaca untuk menduga bahkan menudub siapa yang berada di balik peristiwa peledakan tersebut.Asimilasi, strategi ini digunakan Jawa Pos ketika memunculkan sebuab komunitas atau kelompok sosial yakni nama kelompok [slam radikal: Jama' ab Islamiyab. Yang terakhir, strategi waeana nominasi-kategori. Penerapan ini melihatkan ciri penting pclllku, tampak sekali pada penulisan judul yang memojokkan Islam gatis kerns bercirikan memclihara jenggot.
Untuk menampilkan wacana terorisme, akan sangat menarik lagi bila di kaji dengan Icbili dati satu eara ataupun sudut pandang. Karma itulah perlu adanya penelitian lain tentang terorisme dengan sudut pandang lain pula.
Actions (login required)
|
View Item |