DIAN WIDIRETNANI, 059912098
(2003)
PENETAPAN KADAR NIKOTIN ROKOK PUTIH DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Rata-rata peningkatan konsumsi rokok didunia meningkat 1 % per tahun. Dengan merokok dituntut dapat meringankan kecemasan, stres dan meningkatkan relaksasi. Nikotin terdapat dalam tembakau bersifat toksik dan menimbulkan ketergantungan psikis.
Nikotin masuk kedalam tubuh melalui asap rokok. Perpindahan maksimum nikotin ke asap "mainstream" berdasarkan kondisi ISO berkisar 10% dari total nikotin yang ada dalarn rokok. Di Indonesia banyak beredar rokok 'low tar", berisi 13 mg atau berkisar kurang dari 15 mg tar dan kadar nikotin 1 mg yang merupakan kadar tar dan nikotin dalarn asap. Oleh sebab itu perlu dilakukan penetapan kadar nikotin dalam rokok sebagai kontrol kandungan nikotin dalam asap rokok.
Untuk mernperoleh nikotin dari ternbakau rokok dilakukan ekstraksi dengan metanol-HAc pH 3 yang kernudian diekstraksi dengan n-heksana untuk mengarnbil senyawa non alkaloidnya. Fase asam dibasakan dengan N1-I40H sampai pH 10 dan ditarik lagi dengan menggunakan n-heksana untuk mengisolasi nikotin basenya.
Penetapan kadar nikotin dilakukan dengan menggunakan KL T Densitrometri. Dari hasil penelitian diperoleh panjang gelombang maksimum nikotin 263 nm. Metode penelitian terlebih dahulu divalidasi dan diperoleh eluen terpilih Metanol-CHCh (3 : 4) dengan fase diarn silika gel 254. Pada penentuan batas deteksi dan batas kuantitasi diperoleh harga LOD 0,026 Ilglbercak dan LOQ 0,088 Ilglbercak. Linieritas baku nikotin adalah Y = 3595,633x+ 389,976 dengan harga koefisien korelasi (r) = 0,997. Untuk presisi penotolan diperoleh harga koefisien variasi 4,695 %. Pada penentuan akurasi diperoleh rata-rata % perolehan kern bali 86,427 ± 5,848 %.
Hasil penetapan kadar nikotin dalarn rokok putih berfilter diperoleh kadar nikotin pada rokok putih berfilter merek A 2,280 ± 0,157 %; merek B 2,432 ± 0,118 % dan merek C 1,481 ± 0,126 %.
Actions (login required)
|
View Item |