Myrtati Dyah Artaria, Prof.,Dra.,MA.,Ph.D. (2016) Identifikasi Individu Tak Beridentitas di Indonesia: Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga di Surabaya pada hari Sabtu, tanggal 27 Agustus 2016. Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik, Universitas Airlangga. (Unpublished)
|
Text (Fulltext)
PG.09-16Art i kunci.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Mengapa ada kata “di Indonesia” di dalam judul, karena ternyata di Indonesia mempunyai banyak kekhasan sehingga dalam identifikasi pun, tidak dapat disamakan begitu saja dengan negara-negara lain di dunia ini. Kekhasan lingkungan fisik maupun sosial budaya Indonesia ini membawa warna tersendiri. Sebenarnya, apakah arti antropologi? Sewaktu studi, saya sering mendapat pertanyaan, studi apakah antropologi ini? Apakah studi perbintangan? Apakah studi tentang benda-benda kuno? Apakah studi tentang fosil? Rata-rata, tiga hal itu adalah persepsi awam di Indonesia, tentang apa antropologi. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia, studi komparasi budaya, masyarakat, dan variasi manusia (Miller, 2005). Anthropos berarti “manusia” (Osamu, 2006). Mempelajari manusia ini tentu dapat dalam berbagai aspek, baik aspek sosial-budaya, maupun aspek ragawi; yang satu sama lain saling berkaitan. Antropologi ragawi adalah ilmu yang mempelajari fisik manusia, dalam keterkaitannya dengan lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun abiotik (Khongsdier, 2007). Dalam keterkaitan ini, terdapat unsur adaptasi, dan unsur survival of the fittest (O’Brien & Holland, 1992). Adaptasi manusia pada zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu kala di mana ketergantungan manusia pada alam masih besar. Saat ini bahkan berbalik bahwa alam banyak dimanipulasi oleh manusia untuk keuntungan dan kenyamanan manusia. Oleh karena, itu sifat adaptif manusia pada lingkungannya sedikit berubah pada masyarakat yang semakin kompleks ini. Manusia adalah makhluk yang unik karena manusia mempunyai kesadaran atas diri yang baik, dan mempunyai rasa ingin tahu terhadap siapa sebenarnya dirinya, bagaimana, dan apa sebenarnya dirinya. Manusialah makhluk yang ingin tahu, siapa orang tuanya, siapa nenek moyangnya, bagaimana sejarah mereka, bagaimana mereka dulu sampai di tanah yang sekarang mereka tempati. Dalam usaha untuk memahami manusia, di antara makhluk hidup lainnya, pemahaman itu tidaklah dapat sempurna kecuali seseorang berusaha memahami manusia itu dari dua tinjauan sudut pandang secara bersamaan, karena satu sama lain saling terkait; yaitu sisi biologis dan sisi sosial-budaya
Item Type: | Other | ||||
---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | PG.09-16 Art i | ||||
Uncontrolled Keywords: | Identifikasi Individu | ||||
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology | ||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi Pidato Guru Besar |
||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Tatik Poedjijarti | ||||
Date Deposited: | 22 Jan 2017 20:42 | ||||
Last Modified: | 12 Jul 2017 23:04 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/51587 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |