FITRIYANI RAHMAWATl, 079614996
(2001)
KEBIJAKAN LUAR NEGERI ISRAEL TERHADAP PALESTINA ERA EHUD BARAK (1999-2001).
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
ABSTRAK
Pada dasarnya, tidak ada perubahan kebijakan luar negeri Israel dalam menyikapi pembicaraan damai dengan Palestina baik dalam masa kepemimpinan Benyamin Netanyahu (1996-1999) maupun Ehud Barak (1999-2001). Kedua pemimpin tetap memfokuskan· arah kebijakan luar negerinya pada keamanan nasional (national security) dengan batasanbatasan yang tak jauh berbeda: menolak terpecahnya Yerusalem, menolak pemulangan pengungsi Palestina, menentang keberadaan pasukan di barat sungai Jordan, dan mempertahankan pemukiman Yahudi. Namun Barak tidak mengambil langkah konfrontasi seperti pendahulunya. la cenderung memilih membuka kembali perundingan damai dengan mengupayakan pengimplementasian Wye River Memorandum (1998) yang dibekukan Netanyahu. Untuk mendukung keseriusannya dalam mengupayakan penyelesaian konflik, Barak menyatakan kesediaannya menerima pembentukan Negara Palestina di bawah kendali Pemerintah Otoritas Palestina pimpinan Vasser Arafat dan berjanji akan menghentikan pemukiman Yahudi di wilayah-wilayah pendudukan Israel. Berangkat dari sinilah diindikasikan bahwa ada kepentingan spesifik yang ingin dicapai Barak melalui negosiasi, walaupun diprediksikan akan sulit dicapai kesepakatan yang komprehensif, terutama diakibatkan hambatan yang diciptakan batasan-batasan yang sejak awal sudah ditetapkan Israel.
Actions (login required)
|
View Item |