DONY EKO ROHSUSANTO, 079815396
(2004)
BERlTA KONFFLK POLITIK SUSILO BAMBANG YUDHOYONO-MEGAWATI DALAM JAWA POS DAN KOMPAS.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
ABSTRAK
Menjelang Pemilu 2004, hingar bingar politik mewarnai demokrasi Indonesia. Dengan sistem proporsional terbuka siapa saja berhak mengajukan menjadi partai peserta pemilu, dan juga berhak mencalonkan diri untuk dipilih menjadi presiden. Tersebutlah nama Susilo Bambang Yudhoyono yang saat ini menjabat sebagai Menko Polkam dalam kabinet Gotong Royong. Namanya banyak dibicarakan dan popularitasnya meningkat di beberapa polling tentang calon presiden, bahkan mengungguli atasannya, Presiden Megawati, yang juga diajukan sebagai calon presiden oleh PDIP. Media massa melansir berita tentang keretakan hubungan antara keduanya.
Diberitakan bahwa SBY, demikian nama Yudhoyono biasa disebut, merasa dibatasi wewenangnya sebagai Menko Polkam oleh Presiden. Pernyataan tersebut kemudian mengundang kritik dari orangorang dekat Megawati dan berkepanjangan dengan melibatkan banyak pihak yang juga datang dari berbagai kalangan seperti militer, partai politik dan sebagainya.
Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana media (Jawa Pos dan Kompas) menyajikan berita tentang konflik SBY dan Megawati tersebut. Cara pandang media massa itu disebut pembingkaian, yang menurut Robert N Entman adalah sebuah proses yang melibatkan kerjasama seluruh komponen dalam organisasi media termasuk para pemilik modal. Realitas diseleksi, kemudian ditonjolkan bagian-bagian tertentu sehingga mengajak khalayak untuk melihat bagian-bagian yagn ditonjolkan tersebut.
Subyek dalam penelitian ini adalah Kompas dan Jawa Pos. Kompas adalah surat kabar nasional yang wilayah jangkauannya berskala nasional, sedangkan Jawa Pos adalah koran daerah yang menasional jadi. Jawa Pos adalah representasi koran daerah.
Berita-berita tentang konflik SBY-Mega di Jawa Pos dan Kompas mulai tanggal 1 Maret 2004 sampai dengan 12 Maret 2004 dikumpulkan dan dianalisa dengan menggunakan perangkat framing Entman. Berita tersebut dibedah dengan perangkat defining problems, causal interpretations, moral evaluations dan mencari treatmen recommendations.
Dari analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa Jawa Pos dan Kompas menggunakan frame yang berbeda dalam melihat konflik tersebut. Oi pemberitaan Jawa Pos, SBY ada/ah pihak yang tertindas, teraniaya karena dikucilkan, dipinggirkan oleh Megawati sedangkan Kompas menganggap SBY sebagai pihak yang melanggar etika karena tidak mundur dari jabatan Menko Polkam tetapi sudah melakukan langkah-Iangkah berkaitan dengan pencalonan dirinya sebagai presiden.
Actions (login required)
|
View Item |