SETIJAWATI, 048812801 (2013) PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK: STUDI KASUS PADA PT " X � DI SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2013-setijawati-25900-12.bab-.pdf Download (181kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FULLTEXT4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

PT . “X” telah menggunakan akuntansi biaya tradisional dalam menghitung harga pokoknya sehingga diperoleh harga pokok produk satuan untuk masing-masing tipe sebagai berikut: Tipe I Rp 321,24 dengan harga jual Rp. 401,55 Tipe II Rp 833,03 dengan harga jual Rp 1.041,29 dan Tipe III Rp 1.214,28 dan harga jual Rp 1.517,85 Penghitungan berdasarkan akuntansi aktivitas menghasilkan harga pokok yang berbeda yaitu: Tipe I Rp. 339,08 dengan harga jual (tingkat keuntungan sama) Rp 423,85 , Tipe II Rp 785,11 dengan harga jual Rp 981,39 dan Tipe III Rp 1.338,31 dengan harga jual Rp 1.672,89 Persentase perbedaannya adalah 5,55% untuk tipe I, 5,75% untuk tipe II dan 10,21% untuk tipe III. Perbedaan ini cukup sifnifikan mengingat perhitungan harga pokok produk diatas adalah harga pokok per eksemplar. Perbedaan seperti disebutkan dalam no 1 di atas disebabkan karena adanya perbedaan metode alokasi biaya overhead pabrik, Pengalokasian dengan menggunakan akuntansi biaya tradisional yang menggunakan single base adalah tidak.tepat karena menyebabkan distorsi, dimana suatu jenis produk terbebani oleh biaya yang seharusnya menjadi beban jenis produk lain. Pemakaian sistem akuntansi biaya aktivitas yang menggunakan ’multiple base* yaitu aktivitas-aktivitas yang dapat dihubungkan dengan timbulnya biaya, dapat menghilangkan distorsi tersebut.

Actions (login required)

View Item