SYARFINA CAHYANINGRUM, 041112276 (2016) ANALISIS REDUKSI DEFECT PRODUK BOTOL PUTIH (FLINT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DAN USULAN PERBAIKAN MENGGUNAKAN FAILURE MODES EFFECT ANALYSIS (FMEA) PADA PT. IGLAS (PERSERO) GRESIK. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (200kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
B. 297-16 Cah a.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
PT. IGLAS (Persero), Gresik adalah perusahaan industri yang bergerak di bidang pembuatan kemasan gelas, khususnya botol, yang berlokasi di jalan Kapten darmo Sugondo Gresik. Sebuah artikel menyebutkan bahwa pada tahun 2011 PT. IGLAS (Persero) mengalami kerugian sebesar Rp 80 miliar rupiah karena banyaknya produk defect. Terdapat beberapa potensi timbulnya produk gagal dalam suatu produksi. Yang pertama pada proses produksi, proses pengemasan, dan proses penyimpanan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah produk gagal atau defect adalah six sigma. Six sigma adalah sebuah filosofi, alat ukur, dan metodologi yang dapat memberikan sebuah perspektif bisnis dan alat untuk mencapai level performa yang baru baik dalam jasa maupun produk (El-haik and Basem, 2005). Six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per Million Oppurtunities (DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang. Dalam penelitian ini tools failure modes and effect analysis (FMEA) dipilih untuk mendukung analisis dari metode six sigma dengan memberikan bobot penilaian atas penyebab kecacatan produk yang terjadi sehingga dapat diketahui prioritas permasalahan yang harus diselesaikan yang kemudian dijadikan usulan perbaikan untuk perusahaan.Manfaat dari matode penelitian six sigma adalah untuk mengurangi masalah waste, dalam penelitian ini khususnya defect. Sedangkan fungsi dari metode failure modes and effect analysis (FMEA) adalah untuk dapat mendeteksi potensi kegagalan pada proses produksi dan memberikan usulan perbaikan yang sesuai dalam penelitian ini khususnya pada produksi botol putih (flint) pada PT. IGLAS (Persero). Analisa data dilakukan dengan metode six sigma melalui tahap define, measure, analyze, dan improvement. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis – jenis kerusakan yang paling sering terjadi dan memiliki jumlah produk rusak lebih tinggi daripada yang lain adalah jenis kerusakan crack, thin, seam, crizzle, dan oval body. Berdasarkan failure modes and analysis effect (FMEA) jenis kerusakan crack dan seam mempunyai nilai risk priority number (RPN) yang paling besar menunjukkan bahwa prioritas perbaikan perlu ditujukan pada penggantian suku cadang karena menjadi penyebab kerusakan jenis seam dan melakukan pelatihan kepada operator mesin untuk mengurangi jenis jerusakan crack.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 B. 297-16 Cah a | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Total Quality Management, Kualitas Produk, Produk gagal, Six sigma, Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). | ||||||
Subjects: | T Technology > TS Manufactures > TS155-194 Production management. Operations management | ||||||
Divisions: | 04. Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Manajemen | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | sukartini sukartini | ||||||
Date Deposited: | 16 Feb 2017 18:19 | ||||||
Last Modified: | 16 Feb 2017 18:19 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/52885 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |