Anugrah Dianfitriani (2016) PERAN TADALAFIL DALAM MANAJEMEN LOWER URINARY TRACT SYMPTOMS AKIBAT BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA. Thesis thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (abstrak)
53358 A.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text (fulltext)
53358 F.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Latar Belakang: Hingga saat ini, tadalafil telah banyak digunakan untuk manajemen lower urinary tract symptoms (LUTS) akibat benign prostatic hyperplasia (BPH) dengan atau tanpa disfungsi ereksi (DE). Namun, di Indonesia, tadalafil disetujui oleh Badan Pengelola Obat dan Makanan hanya untuk indikasi disfungsi ereksi saja, dan bukan untuk pengobatan LUTS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi profil keamanan dan efektifitas tadalafil sebagai terapi LUTS akibat BPH serta menemukan dosis yang tepat dengan risiko – manfaat paling baik bagi masyarakat Indonesia. Materi & Metode: 16 pria dengan BPH - LUTS secara acak diberikan tadalafil 2,5 dan 5 mg selama 4 minggu. Penilaian dilakukan sebelum dan setelah pengobatan menggunakan International Prostate Symptom Score (IPSS) yang telah divalidasi dan diterjemahkan, laju aliran kemih maksimum (Qmax), postvoid residual urine (PVR) dan penilaian fungsi ereksi International Index of Erectile Function-5 (IIEF-5) yang telah divalidasi dan diterjemahkan. Analisis statistik digunakan untuk perbandingan intra dan antar kelompok. Hasil: Tadalafil 2,5 dan 5 mg secara signifikan meningkatkan skor IPSS dan IIEF-5, dibandingkan dengan parameter awal. Perubahan rata-rata IPSS dari awal sampai akhir untuk tadalafil 2,5 dan 5 mg adalah -4,88 dan -7,88, sedangkan perubahan rata-rata IIEF-5 yaitu 3,50 dan 4,00. Tidak ada perbedaan signifikan yang diamati antara kelompok-kelompok tersebut (p = 0,083 untuk IPSS dan p = 0.798 untuk IIEF-5). Dibandingkan dengan parameter awal, perubahan Qmax dan PVR cukup kecil dan tidak signifikan secara statistik, baik menggunakan tadalafil 2,5 atau 5 mg. Efek samping yang terjadi bersifat ringan dan hanya ditemukan pada kelompok tadalafil 5 mg. Kesimpulan: Berdasarkan pengukuran IPSS, baik tadalafil 2,5 mg atau 5 mg sekali sehari dapat dipertimbangkan sebagai pilihan pengobatan dalam mengelola pasien dengan BPH - LUTS. Namun, studi lebih lanjut dengan waktu yang lebih lama harus dilakukan untuk mengevaluasi efek dari tadalafil dalam perbaikan Qmax. Kata kunci: Benign prostatic hyperplasia, lower urinary tract symptoms, erectile function, tadalafil, PDE-5 inhibitor
Item Type: | Thesis (Thesis) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK PPDS.UR.07-16 Dia p | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Benign prostatic hyperplasia, lower urinary tract symptoms, erectile function, tadalafil, PDE-5 inhibitor | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC870-923 Diseases of the genitourinary system. Urology | |||||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Urologi | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Tatik Poedjijarti | |||||||||
Date Deposited: | 22 Feb 2017 19:02 | |||||||||
Last Modified: | 03 Jul 2017 18:10 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/53358 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |