MEYGA CAHYANlNGTYAS, 060112858
(2005)
EFEKTIFITAS SEPARASI EKSTRAK SERUM KUDA BUNTING
DENGAN SEPHADEX G-25 UNTUK PURIFlKASI HORMON
GONADOTROPIN (pMSG) SEBAGAI SUPLEMEN
MEDIA PEMATANGAN OOSIT SAPI.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari ekstrak serum kuda bunting yang telah diseparasi dengan sephadex 0-25 untuk purifikasi honnon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSO) sebagai suplemen media pematangan oosit sapi dan untuk mengetahui urutan basil separasi serum kuda bunting yang terbaik pada fertilisasi invitro.
Serum kuda bunting didapatkan dengan mengambil darah kuda bunting dengan umur kebuntingan 3,5 bulan melalui Vena Jugularis. Serum kuda bunting diseparasi dengan sephadex 0-25. Setiap fraksi basil separasi serum kuda bunting ditampung dalam tabung kaca tiap 20 tetes. Tabung yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung ke-3 sampai dengan tabung ke-5. Setiap tabung hasil separasi kemudian diekstraksi dengan methanol dan dilakukan penguapan menggunakan blowing pump.
Sejumlah ± 145 buah ovarium sapi yang berasal dari RPH Pegirian Surabaya diaspirasi untuk mendapat oosit yang akan digunakan dalam penelitian ini. Sebagai perlakuan, oosit dimatangkan dalam media pematangan TCM-I99 + I ml ekstrak separasi serum kuda bunting tabung ke-3 (PI); TCM-I99 + I ml ekstrak separasi serum kuda bunting tabung ke-4(P2); TCM-199 + 1 ml ekstrak separasi serum kuda bunting tabung ke-5(P3); dan sebagai kontrol TCM-199(P4). Semua perlakuan disimpan pada inkubator CQz selama 24 jam dan siap untuk dibuahi. Setelah dilakukan fertilisasi in vitro, disimpan dalam inkubator CQz selama 24 jam.
Pengambilan data berupa jumlah oosit yang terfertilisasi. Setelah 48 jam dilakukan Fertilisasi In Vitro (FIV). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analysis ofVariance (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak separasi serum kuda bunting pada perlakuan 3 memberikan basil terbaik pada fertilisasi in vitro yang tidak berbeda nyata dengan penambahan ekstrak separasi serum kuda bunting pada perlakuan 1 dan perlakuan 2 tetapi berbeda nyata (p<o,05) dengan perlakuan kontrol (P4).
Actions (login required)
|
View Item |