Cempaka Cipta prihatina, 089110830
(1996)
PERSISTENSI TOKSISITAS Bacillus thuringiensis H-14 (VCRC B17) DI BEBERAPA TEMPAT PERINDUKAN Culex fatigans.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Serangga khusunya nyamuk berperanan penling dalam kehidupan manusia. Nyamuk sebagai vektor dapat menularkan beberapa penyakit diantaranya adalah filariasis. Penyakit ini dibawa oleh nyamuk C. fatigans dari penderita yang satu ke penderita yang lain. Hal ini mendorong manusia untuk mengendalikan nyamuk vektor penyaldt. Diantaranya dengan menggunakan insettisida kimia. Penggunaan insek1isida kimia dapat merusak Jingkungan hidup serta sulit terdegradasi menyel?abkan para ah1i mencari agensia hayati untuk mengendalikan nyamuk vek10r penyakit. Salah satu agensia hayali terscbut adalah dari genus Bacillus yaitu Baci//us thuringiensis. Penelilian ini disusun untuk mcnjawab pennasalahan sebagai berikut. (1) apakah variasi dosis mempengaruhi toksisitas B. thuringiensis di beberapa tempat perindukan ; (2) apakah tempat perindukan C. fatigans yang berbeda mempengaruhi toksisitas B. thuringiensis, dan (3) apakah B. thuringiensis dapat meJakukan aktMtas datU' Wang di beberapa tempat perindukan C. fatigans.
PeneJilian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi. Medisinal FMIPA Universitas AirIangga StU'abaya. Bahan yang digunakan adalah puder Bacillusthuringiensis H-14 ( VCRC BI7 ) dan larva instar m nyamuk C. fatigans.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan poIa faktorial 3 x S, masing-masing perIakuan dengan 3 replikasi dan data dianalisis dengan analisis ragam (anava).
Hasil penelilian menwyukkan bahwa variasi dosis mempengaruhi toksisitas
B. thuringiensis dan tempat perindukan yang berbeda mempengaruhi toksisitas serta B. thuringiensis tidak dapat melakukan aktivitas datU' Wang di beberapa tempat perindukan.
Actions (login required)
|
View Item |