APRILIA, FITRI, NIM. 041012188 (2014) ANALISIS PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ONLINE UNTUK MERENCANAKAN PERJALANAN WISATA KE SEOUL: STUDI ETNOGRAFI PADA KONSUMEN GENERASI Y DI SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2015-apriliafit-34984-5.abstr-i.pdf Download (93kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) KKB KK-2 B. 05_15 Apr a.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Industri pariwisata (tourism industry) merupakan salah satu industri yang memperoleh manfaat terbesar dari perkembangan pesat teknologi informasi dan internet (Hvass & Munar, 2012). Ketergantungan calon wisatawan pada Internet dalam proses pencarian informasi saat merencanakan perjalanan wisata sangat terbantu oleh keberadaan mesin pencari informasi online seperti Google (Xiang et al., 2008) dan media sosial (Xiang & Gretzel, 2010). Terlepas dari manfaat yang dapat diperoleh, terdapat masalah yang muncul ketika calon wisatawan menggunakan internet sebagai sumber pencarian informasi seperti (1) jumlah informasi yang berlebihan di internet seringkali justru membuat calon wisatawan kewalahan dalam memilih informasi dan tautan (link) situs yang sesuai dengan kebutuhan mereka (Pan & Fesenmaier, 2000); dan (2) kesulitan memilih dan menemukan konten informasi online yang sesuai dengan yang sebenarnya dibutuhkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi. Data didapatkan dari hasil observasi dan wawancara pada 9 konsumen Generasi Y yang bertempat tinggal di Surabaya yang memiliki keinginan kuat dan rencana berwisata ke Seoul dalam waktu setahun ke depan secara independen, dan belum pernah mengunjungi Seoul sebelumnya. Hasil analisis tematik menunjukkan bahwa (1) struktur pencarian informasi dimulai dengan mencari informasi penerbangan dan makanan di urutan terakhir karena terdapat pertimbangan kemudahan kalkulasi finansial; (2) tautan situs di halaman pertama Google dianggap lebih terpercaya dibandingkan yang muncul pada halaman yang lebih akhir; (3) informasi visual yang disajikan sesama wisatawan mendapat respon calon wisatawan lebih positif daripada informasi verbal, atau yang diposting oleh pemasar; (4) kecuali untuk penerbangan, informasi yang diperoleh dari media sosial dan dari situs agen perjalanan online lebih disukai daripada informasi yang disajikan oleh situs resmi milik perusahaan atau pemerintah; (5) calon wisatawan cenderung memiliki minat yang lebih besar untuk mengunjungi obyek wisata yang sudah dikenal melalui media lain seperti sinetron atau film daripada obyek wisata lain yang belum banyak dikenal; (6) familiarity dalam menggunakan sebuah situs online berperan dalam membentuk persepsi calon wisatawan atas kredibilitas situs online tersebut.

Actions (login required)

View Item