Mohammad Zakaria Shahab, dr. (2016) PETA BAKTERI DAN KEPEKAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DENGAN HIDROSEFALUS AKIBAT INFEKSI CAIRAN SEREBRO SPINAL DI RSUD DR. SOETOMO. Thesis thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (422kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
PPDS. IBS. 06-16 Sha p.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Latar Belakang: Penelitian tentang peta bakteri dan kepekaan antibiotik pada pasien dengan hidrosefalus yang disebabkan oleh infeksi Cairan Serebro Spinal (CSS) belum pernah dilakukan di Indonesia. Selain itu, bakteri yang menyebabkan infeksi CSF telah mengembangkan resistensi obat terhadap antibiotik empiris yang biasa digunakan, membuat manajemennya merupakan tantangan bagi sektor kesehatan publik dan swasta. Kami berharap penelitian ini dapat meningkatkan pengelolaan pasien dengan kondisi di atas sehingga dapat mengurangi timbulnya kecacatan, kematian dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien yang sembuh. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pada pasien dengan hidrosefalus yang disebabkan oleh CSF yang terinfeksi pada periode 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Agustus 2016 di RSUD Dr. Soetomo. Hasil: Dari 45 pasien kriteria inklusi, patogen yang paling umum adalah Staphylococcus epidermidis (17,8%), diikuti oleh Acinetobacter baumanii (11,1%) dan Staphylococcus haemolyticus (11,1%). Di antara ketiganya, ceftriaxone menunjukkan 100% resisten terhadap Staphylococcus epidermidis dan Acinetobacter baumannii, sementara terhadap Staphylococcus haemolyticus tidak menunjukkan hasil (semua sampel tidak sensitif maupun resisten). Hampir semua mikroorganisme memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap fosfomisin dan sensitifitas yang rendah terhadap Gentamisin, Ampisilin, Penisilin G, Ceftriakson. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bakteri paling umum yang menyebabkan kasus infeksi CSF di rumah sakit Dr. Soetomo adalah Staphylococcus epidermidis, Acinetobacter baumannii, dan Staphylococcus haemolyticus. Fosfomycin adalah antibiotik yang paling sensitif terhadap ketiga bakteri diatas dan dapat menjadi pilihan alternatif atau dikombinasikan dengan ceftriakson sebagai antibiotik empiris. Penelitian ini juga menunjukkan penurunan sensitifitas dari generasi ketiga sefalosporin (ceftriakson) yang sering digunakan pada pasien infeksi CSF. Sehingga penting untuk dibuat penyesuaian pada pedoman pemberian antibiotik empiris akibat tingginya kasus resistensi di RSUD Dr. Soetomo.
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK PPDS IBS 06-16 Sha p | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Peta bakteri, antibiotik, sensitivitas, hidrosefalus | ||||||||||||
Subjects: | Q Science > QR Microbiology > QR75-99.5 Bacteria R Medicine > RC Internal medicine > RC0321 Neuroscience. Biological psychiatry. Neuropsychiatry |
||||||||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Ilmu Bedah Saraf | ||||||||||||
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Depositing User: | sukartini sukartini | ||||||||||||
Date Deposited: | 05 Apr 2017 23:36 | ||||||||||||
Last Modified: | 05 Apr 2017 23:36 | ||||||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/56074 | ||||||||||||
Sosial Share: | |||||||||||||
Actions (login required)
View Item |