OKITA HARINTYATI, 078912162
(1994)
TINGKAT KEMATANGAN EMOSIONAL SEBAGAI PREDIKTOR
SIKAP KARYAWAN ADMINISTRATIF
KANTOR PUSAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
TERHADAP EXTRAMARITAL AFFAIR.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Penelitian 1n1 dilakukan terutama untuk menjawab pertanyaan: "apakahtingkat kematangan emosional bisa digunakan untuk mempred iksi s ikap terhadap extraJtJari tal affair?"; d i samping itu juga dit'ujukan untuk menjawab pertanyaan: "apakah ada perbedaan sikap subjek terhadap extramarital affair yang pelakunya seorang suami dengan yang pelakunya seorang istri?"
Meriurut Herbe·rt S. Stes.rh (dalam Widya, 1992: 31), orang yang memiliki kematangan emosional tetap merasa memiliki identita~ dirt dan tegar meskipun. pasangannya sedang tidak ada. IndividU yang bersangkutan diasumsikan memiliki sikap yang tegas dan jelas mengenai esensi perilaku extramarital affair. Namun menurut Kinsey (1953: 414) di dalam masyarakat ada perbedaan sikap terhadap extramarital affair yang pelakunya seorang pria da~ yang pelakunya seorang wanita.
Populasi penelitian ini adalah karyawan administratif kantor pusat Unair yang sudah menikah dan berusia 25-40 tahun, Penarikan sampel adalah dengan metode stratified random sampling; jumls.h populasi 114 orang dan sampel yang diperoleh sebanyak 110 orang. Alat pengumpul data berupa kuesioner, kesahihannya bertipe construct validity dan dihitung dengan cara mengkorelasikan aitem dengan skor total, sedangkan reliabilitasnya diuji dengan teknik Hoyt yang masing-masing menghasilkan koefisien lebih dari 0,900 dengan p = 0,000.
Variabel X atau prediktornya a~alah tingkat kematangan emosional,. sedangkan variabel Y atau kriteriumnya adalah sikap terhadap extramarital affair (yang kemudian juga diperluas melalui penelitian lanjutan berupa perbedaan sikap terhadap extramarital affair yang pelakunya seorang suami dan yang pelakunya seorang istri). Hipotesa nihil 1 berbunyi: "Tidak ada pengaruh tingkat kematangan emosional pada sikap terhadap extraJtlarital affair". Hipotesa nihil 2 berbunyi: "tidak ada perbedaan antara sikap terhadap extramarital affair yang pelakunya seorangsuami dan yang pelakunya seorang is-tri."
Helalui ,penggunaan teknik analisis regresi, ditemukan korelasi yang sangat signifikan (r = 0.875 dengan p = 0,000) dan melalui matriks interkorelasi diketahui arah korelasinya negatif (semskin tinggi skor X nlaka semakin rendah skor Y, demikian pula sebaliknya). Adapun koefisien determinasi sebesar 0,733 menunjukkan bahwa 73 % variasi yang terdapat pada variabel sikap terhadapextz'alllarital affair (Y) dapat diterangkan oleh variabel tingkat kematangan emosional (X). Dengan demikian Ho 1 ditolak, atau dengan kata lain, tingkat kematangan emosional karyawan administratif di kantor pU5at Unair yang sudah menikah dan berusia 25-40 tahun bisa digunakan untuk memprediksi sikap subjek terhadap extramarital affair dengan . pemakaian rumus sebagai berikut: Y est = 360,179 1,104 Xl +21,898.
Actions (login required)
|
View Item |