ENITA FITRIANI PUTRI, 051211133046
(2016)
UJI EFEK SEDASI EKSTRAK DAUN Helianthus annuus L. DENGAN EKSTRAKSI BERTINGKAT TERHADAP MENCIT (Mus musculus) GALUR BALB/C.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Insomnia termasuk ke dalam gangguan tidur disomnia yang
berkaitan dengan kualitas dan lamanya tidur (Widodo et al., 2000). Menurut
penelitian 20-30% orang dewasa diseluruh dunia mengalami insomnia
dalam hidupnya. Apabila seseorang mengalami insomnia selama tiga hari,
maka dapat meningkatkan resiko mengidap diabetes. Hasil riset
menyebutkan bahwa orang insomnia memiliki peluang dua kali lebih besar
meninggal karena penyakit jantung. Hipertensi dapat terjadi pada pasien
yang mengalami insomnia (Hidayati, 2013).
Beragam obat dapat digunakan untuk mengatasi insomnia,
diantaranya adalah Benzodiazepin dan barbiturat. Namun penanganan
secara farmakologi dengan menggunakan obat-obatan menyebabkan
ketergantungan, kecanduan, dan gangguan keseimbangan psikis dan
motorik. Selain itu juga menimbulkan efek samping seperti kantuk, pusing,
depresi, mual, dll (Setiawati et al., 2007).
Daun bunga matahari (Helianthus annuus L.) dipilih berdasarkan
pendekatan kemotaksonomi yaitu karena beberapa tanaman dari famili
Asteraceae seperti Matricaria chamomile, Chamaemelum nobile L.,
Chrysanthemum coronarium L., Vernonia amygdalina Del., Aster glehni,
Vernonia cinerea (Linn.), Mikania scandens (L.) telah diketahui memiliki
efek sedasi. (Briguiche et al., 2015; Dokuparthi et al., 2015; Joshua et al.,
2014; Dey et al., 2011; Srivastava et al., 2010; Nugroho et al., 2012;
Sathyanatan et al., 2012). Selain itu, senyawa-senyawa yang diduga
memiliki efek sedasi pada tanaman tersebut seperti flavonoid, terpenoid,
dan senyawa fenolik juga terkandung dalam daun bunga matahari (Dwivedi
et al., 2014).
Pada penelitian ini, daun bunga matahari diekstraksi secara
bertingkat dengan menggunakan pelarut n-heksana, kloroform, dan etanol
96%. Ketiga pelarut tersebut diharapkan dapat menarik senyawa-senyawa yang diduga memiliki efek sedasi. Uji efek sedasi ini dilakukan secara in
vivo dengan menggunakan mencit jantan galur Balb/C dengan
menggunakan alat rotarod. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu
kontrol negatif (tween 10%), kontrol positif (diazepam 1,3 mg/kgBB),
ekstrak n-heksana, kloroform, dan etanol 96% masing-masing 500
mg/kgBB daun bunga matahari. Tiap kelompok sebanyak 7 ekor mencit.
Mencit yang sudah diadaptasi selama seminggu dilatih dengan alat
rotarod 15 menit/hari selama satu minggu. Mencit dapat bertahan lebih dari
300 detik dapat digunakan untuk uji. Tahap pertama, mencit diletakkan
pada alat rotarod dengan kecepatan 30 rpm dan dicatat waktu jatuh sebelum
perlakuan. Kemudian mencit diberi suspensi sampel secara per oral sesuai
dengan kelompok perlakuannya dan ditunggu selama satu jam. Setelah itu,
mencit kembali diletakkan pada alat rotarod dengan kecepatan 30 rpm dan
catat waktu jatuh setelah perlakuan
Hasil yang didapatkan yaitu ekstrak etanol 96% daun bunga
matahari memiliki efek sedasi dengan persen hambatan sebesar
70,94±19,88. Sedangkan untuk ekstrak n-heksana dan ekstrak kloroform
mempunyai efek sedasi yang minimal atau tidak menunjukkan efek sedasi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, perlu dilakukan uji lain yang berkaitan
dengan efek pada Sistem Saraf Pusat (SSP) untuk dapat menunjang hasil
penelitian ini.
Actions (login required)
|
View Item |