SRI WAHYUNI
(1996)
PERBANDINGAN DAYA ANTHELMINTIKA MINYAK ATSIRI RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (ZINGIBER ZERUMBET)DAN BENGLE (ZINGIBER CASSUMUNAR) DENGAN MEBENDAZOL TERHADAP CACING ASCARIS SUUM SECARA IN VITRO.
Skripsi thesis, Airlangga University.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya anthelmintika minyak atsiri rimpang lempuyang gajah dan bengle dibandingkan dengan obat mebendazol terhadap cacing Ascaris suum secara in-vitro.
Perlakuan perendaman yang diberikan adalah perendaman dalam minyak atsiri rimpang lempuyang gajah, bengle dan mebendazol dengan konsentrasi masing-masing perlakuan sebesar 0,5%, 1 %, 2%. Cacing Ascaris suum betina dewasa sebanyak sepuluh ekor dimasukkan dalam masing-masing perlakuan dan diulang tiga kali. Hasil penelitian berupa persentase kematian cacing pada waktu perendaman selama 1 jam, 6 jam, 24 jam. Penyimpanan media selama perlakuan dalam inkubator dengan suhu 37,5°C.
Penelitian dilaksanakan dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap pola biasa dan faktorial. Data yang diperoleh diolah berdasarkan perhitungan statistik dengan metode analisis varian ( sidik ragam ) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil.
Berdasarkan hasil analisis dengan Uji Beda Nyata Terkecil, Minyak atsiri rimpang bengle mempunyai daya anthelmintika yang terbaik dibandingkan daya anthelmintika minyak atsiri rimpang lempuyang gajah dan mebendazol. Dengan konsentrasi 2%, lama perendaman 24 jam, minyak atsiri rimpang bengle mampu membunuh cacing sebesar 90%.
Actions (login required)
|
View Item |