ANAK AGUNG AYU NGURAH SRI RAHAYU GORDA, 049610246 M
(1998)
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN BANK SERI PARTHA, BANK PEMBANGUNAN DAERAH, DAN BANK SINAR HARAPAN DENPASAR
(DITINJAU DARI ASPEK LIKUIDITAS AKTIVA PRODUKSI DAN RENTABILITAS).
Thesis thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya serta penilaian dari masing-masing aspek yang digunakan sebagai ukuran dalam penilaian tingkat kesehatan Bank Seri Partha, Sank Pembangunan Daerah, dan Bank Sinar Harapan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan :
1.
Dilihat dari penilaian likuiditas, tingkat kesehatan Bank Seri Partha, Bank Pembangunan Daerah, dan Bank Sinar Harapan adalah sehal dan tidak mengalami masalah. Hal ini dapat dilihat dari nilai kredit yang dicapai dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1996 sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Bank Indonesia sebesar 10. Dan dari ketiga bank yang diteliti, tidak ada perbedaan bila ditinjau dari aspek likuiditas.
2.
Dilihat dari aspek kualitas aktiva produktifnya, tingkat kesehatan SSP dan SSH berada pada kondisi cukup sehat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Adapun nilai kredit SSP dan BSH yang dicapai selama kurun waktu enam tahun dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1996 adalah masing-masing sebesar 20,17 dan 20,73. Rasio ini menunjukkan SSP berada diantara angka 19,5 -<24 sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sedangkan tingkat kesehatan kualitas aktiva produktif untuk BPD mencapai kondisi yang sehat dengan nilai kredit selama kurun waktu enam tahun dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1996 sebesar 24,29. Ini berarti berada diantara 24 -<30 sesuai dengan stan dar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Ditinjau dari analisis Kruskal-Wallis seeara umum tidak ada perbedaan antara ketiga bank yang diteliti, karena H hitung lebih keeil dari H tabel. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
3. Dilihat dari penialaian rentabilitasnya tingkat kesehatan BSP adalah kurang sehat. Karena nilai kredit BSP selama tahun 1991 sampai dengan tahun 1996 adalah 5,96 berada diantara 5 -<6,5. RAsio ini menunjukkan predikat kurang sehat. Selanjutnya untuk BPD dan BSH tingkat kesehatan berada pada kondisi yang sehat dengan nitai kredit masing-masing sebesar 11,61 dan 9,55 selama kurun waktu enam tahun (1991 -(996). Adapun nitai kredit yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk katagori sehat adalah antara 8 -<10. Bila ditinjau dad analisis Kruskal-Wallis tidak ada perbedaan antara ketiga bank yang diteliti, karena H hitung lebih keeit dad H tabel. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
Hasit penilaian dari ketiga aspek yang dinilai, maka nilai kredit yang diperoleh seeara keseluruhan yaitu likuiditas, aktiva produktif, dan rentabilitas yang dieapai dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1996 untu BSP berada pad a kondisi eukup sehat dengan nilai rata-rata sebesar 36,13. Sedangkan untuk BPD dan BSH tingkat kesehatan seeara keseluruhan yang ditinjau dari ketiga aspek berada pada kondisi sehat dengan rata-rata nilai kredit masing-masing sebesar 45,89 dan 40,28. Kalau dilihat dad seluruh aspek yang diteliti, menurut analisis Kruskal-Wallis ada perbedaan kondisi kesehatan antara keliga bank tersebut. Karena H hitung lebih besar dari H tabel, sehingga hipotesis diterima.
Actions (login required)
|
View Item |