Arief Prima (2007) PENILAIAN PROPERTI BERBASIS NILAI PASAR BERDASARKAN STANDAR PENILAI INDONESIA(SPI) PADA PERUSAHAAN APPRAISAL (STUDI KASUS PT. SOEPARJONO ARTHA PENILAI Kantor Cabang Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview

Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2007-primaarief-5392-a17107-k.pdf Download (305kB) | Preview

Abstract

Di Indonesia, appraisal atau penilaian belum dikenal secara umum. Hal ini karena appraisal masih dalam tahap permulaan dan sedang dalam pertumbuhan. Perusahaan jasa appraisal/penilai properti adalah lembaga eksternal yang terlepas dari lembaga keuangan yang bersifat independen dalam menilai properti suatu perusahaan. Penilaian adalah sesuatu kegiatan proses pekerjaan dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi pada saat tertentu dari suatu perusahaan dan suatu properti. Usaha jasa penilaian memiliki standar kerja yang dinamakan Standar Penilai Indonesia (SPI). Standar yang dipakai didalam penelitian ini adalah SPI 2002, yang membahas masalah teknis dan juga masalah kode etik atau sikap profesionalisme penilai. Subyek penelitian ini adalah perusahaan jasa appraisal PT. Soeparjono Artha Penilai cabang Surabaya, sedangkan obyek penelitiannya adalah bagaimana penerapan SPI 2002 dalam menilai properti dan apa faktor yang mempengaruhi kepatuhan appraiser/penilai menerapkan Kode Etik Penilai yang terdapat didalam SPI 2002. Manfaat appraisal dalam dunia usaha dan keuangan (Business and Finance), berupa: menjual aktiva tetap, membeli aktiva tetap, penggabungan usaha (merger), going public, menutup asuransi, pengenaan pajak, dsb. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, di mana penulis mengikuti jalannya proses penilaian dari awal sampai akhir dan wawancara dengan penilai senior dan junior, yaitu dari menentukan tujuan dan tanggal penilaian, mencari data properti yang akan dinilai, mencari data pembanding, menganalisis harga, penyesuaian terhadap pembanding, kesimpulan nilai dan penelitian dengan data pembanding yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. SAP, diketahui bahwa proses penilaian di PT. SAP telah mengikuti prosedur sesuai dengan SPI 2002, dan database yang digunakan perusahaan sesuai dengan peraturan yang dibuat organisasi profesi seperti MAPPI/GAPPI. Dengan data base dan asumsi yang scragam maka perbedaan nilai tidak akan begitu jauh antara penilai satu dengan penilai lainnya dan diantara perusahaan appraisal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan appraiser/penilai menerapkan SPI adalah : Kepribadian penilai tersebut atau sikap mental profesional; Tuntutan profesi sebagai penilai yang independen; Adanya sanksi: dari organisasi profesi berupa dicabutnya ijin profesi penilai, perusahaan dan penilai akan dibalcklist oleh bank dan klien, berurusan dengan pengadilan perdata jika masalah ketidakpatuhan penilai sudah berat; Adanya penghargaan dari organisasi profesi penilai mendorong penilai untuk bekerja secara profesional; Kepuasan batin atas hasil kerja yang dilakukan dengan cara prosedural sesuai SPI. Dengan meningkatkan sikap mentalitas dan teknis appraiser/penilai yang profesional, maka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa appraisal, dan jasa appraisal akan lebih. dikenal umum.

Actions (login required)

View Item