RINI SISWANTININGRUM, 040124254 E
(2004)
PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP REVALUASI
AKTIVA TETAP DALAM RANGKA MEMINIMALKAN
PPh BADAN YANG TERUTANG
(Kasus Pada PT. X Surabaya).
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Penyajian nilai aktiva tetap pada neraca didasarkan pada harga perolehan dan bukan didasari oleh nilai sekarang aktiva atau nilai realisasi pada saat likuidasi tidak mencenninkan nilai sesungguhnya karena terjadi perbedaan nilai buku aktiva dengan nilai sesungguhnya aktiva di pasar. Perlakuan yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan di atas adalah dengan melakukan kebijakan penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi). Hal terpenting dalam penanganan transaksi revaluasi aktiva tetap adalah perlunya dibuat suatu program perencanaan pajak (tax planning) sebelum pelaksanaan revaluasi aktiva tetap untuk meminimalkan beban PPh Badan dan menghindari koreksi fiskal pada saat dilakukan pemeriksaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan perencanaan pajak terhadap revaluasi aktiva tetap dalam rangka meminimalkan PPh Badan yang terutang pada PT. X Surabaya. Fokus utama penelitian ini yaitu menganalisa apakah penerapan perencanaan pajak sesudah dilakukannya revaluasi aktiva tetap dapat meminimalkan PPh Badan terutang pada PT. X Surabaya yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ekspor kayu olahan dan berlokasi di Jalan Kalimas Barat No 98 Surabaya.
HasH-hasil dari penelitian terhadap obyek penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
I. Penyusutan sebelum dan sesudah proses revaluasi sebesar Rp 14.440.759.931,-dan Rp 15.987.555.452,-dibebankan pada biayalbehan {Xlbrikasi sebelum revaluasi sebesar Rp 13.442.339.660,-dan setelah revaluasi sebesar Rp 14.493.694.810,-. Selain itu juga dibebankan pada biayalbeban usaba sebelum reva)uasi sebesar Rp 998.420.271,-dan sesudah revaluasi sebesar Rp 1.493.860,642,-.
2.
Pada laporan mgi laba fiskal sesudah dilakukannya proses reva)uasi diketahui bahwa besar PPh yang masih harns dibayar sebesar Rp 50.604.904.285,adalah lebih kecil dibanding besar jenis PPh yang sarna namun sebelum dilakukannya proses revaluasi, yakni sebesar Rp 51.916.747.900,3.
Kondisi perusahaan sebelum dan sesudah proses revaluasi aktiva tetap dapat diketahui dari hasil analisa laporan keuangan yang terdiri dari : 1) Tingkat likuiditas perusabaan sudah cukup baik pada periode 2000
meskipun seandainya tidak dilakukan revaluasi aktiva tetap .
2) Nilai yang ditunjukkan oleh total debt rasio menggambarkan bahwa
sebagian besar . asset perusahaan bukanlah berasal dari hutang, namun
sudah menjadi asset asli milik perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan tidak memiliki hutang yang banyak kepada pihak lain.
3) Tingkat perputaran persediaan di perusahaan sudah cukup baik, artinya bahwa tidak pernah terjadi kekosongan stok persediaan bahan baku maupun bahan lain di perusahaan.
Actions (login required)
|
View Item |