RITA KUSUMANINGRUM, 141211133001 (2017) PENGARUH SALINITAS BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG TERPAPAR LOGAM BERAT KADMIUM. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (ABSTRACT)
PK.BP.50-17 Kus p ABSTRACT.pdf Download (34kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
PK.BP.50-17 Kus p SKRIPSI.pdf Restricted to Registered users only Download (761kB) | Request a copy |
Abstract
Pencemaran adalah perubahan sifat fisika, kimia, dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Pencemaran terbentuk karena ada bahan polutan atau tercemar umumnya mempunyai sifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organisme hidup. Kadmium merupakan logam toksik, terjadi secara primer di alam bercampur dengan seng (Zn) dan timbal (Pb). Kadmium sangat beracun untuk berbagai spesies ikan dan satwa liar. Kadmium menyebabkan perilaku, pertumbuhan, dan masalah fisiologis kehidupan air pada konsentrasi subletal. Menurut Erlangga (2007) dalam Yudiati et al., (2009) mengatakan bahwa salinitas berbeda juga dapat mempengaruhi keberadaaan logam berat di perairan, bila terjadi penurunan salinitas karena adanya proses desalinasi maka akan menyebabkan peningkatan daya toksik logam berat semakin besar. Berdasarkan nilai konsentrasi logam Cd tersebut berada di atas baku mutu PP RI No. 82 Tahun 2001 dengan nilai sebesar 0,01 mg/l, Kadar logam Cd dan Cu yang melebihi nilai ambang batas tersebut dapat mempengaruhi akumulasi logam berat tersebut tubuh ikan nila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui paparan logam berat kadmium (Cd) pada ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dipelihara pada salinitas berbeda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif menggunakan 3 perlakuan salinitas berbeda (0, 10 dan 20 ppt) dengan ulangan sebanyak enam kali. Parameter utama dari penelitian ini kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan paparan logam berat kadmium pada media bersalinitas. Parameter penunjang kualitas air media (suhu, oksigen terlarut, pH, dan amoniak) . Kelangsungan hidup ikan dengan pengaruh salinitas berbeda terhadap paparan logam berat kadmium sulfat dianalisis menggunakan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh salinitas berbeda pada ikan nila yang terpapar logam berat menghasilkan nilai hidup, mati, SR dan mortalitas selama 7 hari pemeliharaan. Hasil yang ditunjukkan selama pemeliharaan yang diberikan perlakuan 0 ppt, 10 ppt, 20 ppt yang terpapar logam berat pada hasil rata-rata nilai SR ikan nila sebesar 0 ppt (120±15,275), 10 ppt (65,714±13,437), 20 ppt (60± 20,616) dan hasil rata-rata nilai mortalitas ikan nila sebesar 0 ppt (30±15,275), 10 ppt (61,667± 13,437), 20 ppt (65±20,616). Berdasarkan nilai tertinggi untuk kelangsungan hidup pada perlakuan 0 ppt dibandingkan 10 ppt dan 20 ppt. Pengaruh disebabkan untuk ketegori 0 ppt ini termasuk lingkungan toksiksisitas rendah dan kelangsungan hidupnya tinggi daripada 10 ppt maupun 20 ppt. Banyak beberapa faktor yang membuat hasil ini tidak sesuai dengan penyataan menurut Erlangga (2007) dalam Yudiati et al., (2009) antara lain: daya toksisitas yang diberikan pemaparan logam berat, ikatan salinitas yang dikatan aman apabila berikatan sesuai ikatan kadmium dengan salinitas, pengaruh salinitas tinggi yang mengusahakan tekanan osmotik ikan harus seimbang dan bisa dikatakan harus hidup. Berdasarkan nilai tertinggi untuk mortalitas ikan pada perlakuan 20 ppt dibandingkan 0 ppt dan 10 ppt. Pengaruh ini disebabkan untuk kategori 20 ppt ini termasuk lingkungan toksisitas tinggi dan kelangsungan hidup rendah. Pernyataan ini tidak sesuai dengan pendapat Erlangga (2007) dalam Yudiati et al., (2009) tentang hasil nilai kelangsungan hidup dan mortalitas. Menurut Erlangga (2007) dalam Yudiati et al., (2009) mengatakan bahwa semakin daya toksisitas tinggi maka semakin rendah salinitas maka respon terhadap kelangsungan hidup ikan nila yang diperoleh semakin tinggi. Banyak beberapa faktor yang membuat tidak sesuai hasil penelitian dengan jurnal diantaranya kesalahan prosedur, ikatan yang tidak sesuai dengan hubungan kadmium dengan salinitas, kenaikan salinitas yang berpengaruh pada laju konsumsi oksigen (DO), pengaruh pemaparan yang mengakibatkan terganggunya morfologi dan fisiologis ikan. Berdasarkan hasil kualitas air pengamatan pada oksigern terlarut sebesar 6-8,2 mg/L, suhu sebesar 27-32 ºC, amoniak sebesar 0-10 mg/L, pH sebesar 7-10. Nilai kualitas air ini yang dikatakan tidak aman pada amoniaknya sebsar 0-10 dan nilai optimumnya menurut Khairuman dan Amri 2013, mengatakan bahwa batas optimum pada ikan nila 0,1-0,3 mg/L. Berdasarkan hasil pengamatan amonia pada penelitian dengan referensi dikatakan tidak aman dan melebihi batas optimum untuk ikan nila. Pengaruh peningkatan amoniak karena amoniak mampu meningkatkan konsumsi oksigen, menghancurkan insang dan mengurangi kemampuan darah mentransportasikan oksigen sehingga ikan lemas dan mati (Boyd, 1991 dalam Yulianti, 2007).
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | PK.BP.50/17 Kus p | ||||||
Subjects: | Q Science > QL Zoology > QL614-639.8 Fishes | ||||||
Divisions: | 14. Fakultas Perikanan dan Kelautan > Manajemen Kesehatan Ikan & Budidaya Perikanan | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | mrs hoeroestijati beta | ||||||
Date Deposited: | 03 Aug 2017 21:16 | ||||||
Last Modified: | 03 Aug 2017 21:16 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/59829 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |