M. ARDY ROMANSYAH, 141211133078 (2016) PENGARUH KEPADATAN SELADA (Lactuca sativa) PADA PEMBESARAN BELUT (Monopterus albus) MEGGUNAKAN SISTEM AKUAPONIK TERHADAP JUMLAH NITRIT (NO2) PADA MEDIA AIR. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRACT) PK BP 71- 17 Rom p-Abstrak.pdf Download (644kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) PK BP 71- 17 Rom p.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Belut sawah (Monopterus albus) merupakan komoditas ikan air tawar yang memiliki potensi pasar lokal tergolong besar. Usaha pembesaran belut banyak dilakukan, salah satunya dengan pembesaran belut pada media air jernih.Lingkungan perairan sangat menentukan kehidupan biota yang dibudidayakan, dengan demikian kuantitas (jumlah air) dan kualitas air (O2, pH, CO2, ammonia, nitrit, dan lain lain) sangat menentukan keberhasilan. Akumulasi nitrit pada media pembesaran merupakan penyebab penurunan kualitas perairan yang dapat mengakibatkan kegagalan produksi budidaya ikan. Penerapan teknologi akuaponik menggunakan sistem sirkulasi yang dapat meningkatkan produktifitas ikan dalam volume total air yang relatif kecil, dengan penyerapan produk limbah nutrien dalam pembesaran belutoleh tanaman selada. Kualitas air yang terjaga akan membuat nafsu makan ikan terjaga dan produksi belut meningkat Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengaruh kepadatan selada terhadap jumlah nitrit pada media air. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak lengkap yang terdiri dari lima perlakuan, empat kali ulangan. Analisis data menggunakan uji statistik sidik ragam Analysis of Variant (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila ada perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan untuk mengetahui perlakuan yang paling baik. Hasil penelitian kepadatan selada yang berbeda pada pembesaran belut sistem akuaponik dapat mempengaruhi jumlah nitrit pada media air. Data diakhir penelitian menunjukan perlakuan P2 dengan kepadatan 10 buah tanaman selada memiliki persentase penyerapan nitrit tertinggi dengan 96,28 %. Perlakuan P2 memiliki nilai (specific growth rate) SGR dan kelulushidupan tertinggi dengan nilai SGR 1,007±0,144 dan nilai kelulushidupan sebesar 77,5 %.

Actions (login required)

View Item