PERUBAHAN MODE BUSANA MUSLIMAH PADA JAMA’AH MUHAMMADIYAH DI YOGYAKARTA TAHUN 1919-1989

NUR AMALIYAH SAFITRI, 121114053 (2016) PERUBAHAN MODE BUSANA MUSLIMAH PADA JAMA’AH MUHAMMADIYAH DI YOGYAKARTA TAHUN 1919-1989. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (64kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
FULLTEXT FS Sej 18-17 Saf p.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian ini membahas tentang perubahan mode busana muslimah pada jama’ah Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 1919-1989. Pokok masalah penelitian ini adalah adanya perubahan busana Muslimah yang terjadi pada perempuan Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahu 1919 hingga 1989 beserta dampak internal dan eksternal yang akiat perubahan tersebut . Dalam penilitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang terbagi dalam lima tahap,yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber), interpretasi, dan historigrafi. Sumber penelitian berupa arsip tertulis maupun lisan yang terpercaya yang dipadu dengan surat kabar, buku, dan karya ilmiah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 1919-1989 terjadi perubahan mode busana muslimah pada jama’ah Muhammadiyah meliputi ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Mu’allimat dan TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal. Perubahan ini terjadi pada busana muslimah yang meliputi kerudung dan pakaian. Dimulai dari tahun 1919 K.H. Ahmad Dahlan mengenalkan Mudhowarah dan Igal yang dibawa dari Makkah, memiliki ukuran lebih panjang sehingga menutup bagian dada perempuan dan menjadi pelopor munculnya kerudung ‘Aisyiyah yang di produksi oleh anggota ‘Aisyiyah.selain itu juga ada aksesoris tambahan untuk kerudung seperti sarung sebagai penutup dada dan punggung. Sedangkan untuk pakaian, perempuan Muhammadiyah masih menggunakan kebaya sebagai pakaian resmi maupun sehari-hari, tetapi model kebaya yang dianjurkan adalah model tangkepan yang lebih aman menutup bagian muka badan, bukan menggunakan model kutu baru. Hingga tahun 1950an mulai menggunakan baju kurung dikalangan santri Mu’allimat karena lebih menutup tubuh perempuan yang kemudian seakin mengikuti mode dengan banyak variasi dengan hiasan-hiasan agar tidak terlihat kaku. Munculnya kerudung kemudian menciptakan sebuah lapangan pekerjaan baru yaitu para pengrajin kerudung dan toko-toko penjual kerudung. Selain itu juga terdapat golongan-golongan yang menentang adanya kewajiban memakai kerudung ini karena menurutnya bukan budaya Jawa.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK FS Sej 18/17 Saf p
Uncontrolled Keywords: Perempuan Muhammadiyah, Busana Muslimah, Yogyakarta
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion > BL458 Women in Comparative Religion
Divisions: 12. Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah
Creators:
CreatorsNIM
NUR AMALIYAH SAFITRI, 121114053UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorEdy Budi Santoso, S.S., M.A.UNSPECIFIED
Depositing User: S.Sos. Sukma Kartikasari
Date Deposited: 22 Aug 2017 23:10
Last Modified: 22 Aug 2017 23:10
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/60803
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item