NOVAN YUSUF INDRA PRATAMA, 051311133062 (2017) ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP BEDAH DENGAN MENGGUNAKAN DEFINED DAILY DOSE (Penelitian di Rumah Sakit Universitas Airlangga). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (ABSTRACT)
KKC KK FF FK 09-17 Pra a-Abstrak.pdf Download (314kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
KKC KK FF FK 09-17 Pra a.pdf Restricted to Registered users only until 26 October 2020. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Resistensi adalah masalah terbesar dalam terapi antibiotika. Pada negara maju, tingkat kematian akibat resistensi terhitung tinggi. Penelitian di Amerika Serikat mencatat sekitar 23.000 kematian setiap tahunnya, sementara di Eropa mencapai 25.000 kematian per tahun. Data resistensi menunjukkan bahwa 70% bakteri penyebab infeksi di rumah sakit telah resisten terhadap minimal satu antibiotika yang digunakan. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat merupakan faktor resiko berkembangnya resistensi. Penelitian di rumah sakit Istanbul menyatakan ketidaktepatan penggunaan antibiotika di unit bedah lebih tinggi dibandingkan unit penyakit dalam, selain itu, penelitian AMRIN menunjukkan sebesar 42% penggunaan antibiotika pada pasien bedah terindikasi kurang tepat. Evaluasi kuantitas antibiotika merupakan salah satu upaya untuk mendorong penggunaan antibiotika secara bijak. ATC/DDD adalah metode yang direkomendasikan kemenkes dan WHO. ATC/DDD dapat digunakan untuk membandingkan penggunaan obat antar wilayah, negara, fasilitas kesehatan dan mengidentifikasi missuse, underuse, dan overuse. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pola penggunaan, trend penggunaan dan Nilai DDD antibiotika pada pasien bedah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross-sectional pada pasien bedah yang mendapatkan terapi antibiotika di Rumah sakit Universiitas Airlangga selama 1 November 2016 sampai 30 April 2017 Hasil Penelitian menunjukkan jumlah sampel sebanyak 464 pasien. Pasien yang mendapatkan antibiotika profilaksis sebanyak 379 pasien, sementara pasien yang mendapatkan antibiotika terapi sebanyak 83 pasien. Antibiotika profilakis yang paling banyak digunakan adalah sefazolin 2 gram, lama pemberian antibiotika profilaksis sebagian besar dihentikan dalam waktu kurang dari 24 jam post operasi. Antibiotika terapi untuk terapi tunggal yang paling banyak digunakan adalah seftriakson sementara untuk terapi kombinasi adalah seftriakson dan metronidazol. Sebagian besar pemberian antibiotika pada pasien bedah telah sesuai dengan pedoman pemberian antibiotika. Trend penggunaan menunjukkan sefazolin adalah antibiotika profilaksis yang paling banyak digunakan setiap bulan, sementara untuk antibiotika terapi yang paling banyak digunakan pada November 2016 sampai Januari 2017 adalah seftriakson, pada bulan Februari sampai Maret 2017 adalah kombinasi seftriakson metronidazol, dan pada bulan April 2017 adalah sefazolin. Sefazolin merupakan antibiotika profilaksis yang memiliki nilai DDD tertinggi yaitu 19,00/100 patient-days. Antibiotik terapi yang memiliki nilai DDD tertinggi adalah seftriakson dengan nilai 53,64/100 patient-days. Kedepan diharapkan dapat dilakukan penelitian serupa di rumah sakit lain, dan perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait evaluasi kualitas penggunaan antibiotika.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK FF FK 09-17 Pra a | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Antibiotic, DDD/100 patient-days, Defined Daily Dose, Surgical Inpatients | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica > RS200-201 Pharmaceutical dosage forms | |||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Mrs. Djuwarnik Djuwey | |||||||||
Date Deposited: | 25 Oct 2017 23:50 | |||||||||
Last Modified: | 25 Oct 2017 23:50 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/64876 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |