Rahma Sugihartati (2017) SUBKULTUR ANAK MUDA DIGITAL FANDOM BUDAYA POPULER GLOBAL Analisis Wacana Tentang Konsumsi dan Produksi Makna Teks Budaya di Era Digital. Disertasi thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (abstrak)
abstrak.pdf Download (72kB) | Preview |
|
Text (full text)
FINAL DISERTASI RAHMA SUGIHARTATI.compressed.pdf Restricted to Registered users only until 16 November 2020. Download (2MB) |
||
Text
Scan Ringkasan-Abstrak-Daftar Isi-Disertasi Bu Rahma.pdf Download (5MB) |
Abstract
Subkultur anak muda urban penggemar budaya populer global, menurut tradisi Birmingham School, selama ini lebih diyakini merupakan subkultur perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan dominan, tetapi studi ini menemukan subkultur yang dikembangkan anak muda urban penggemar budaya populer “The Mortal Instruments” di Indonesia bertolak-belakang dengan pemikiran Neo-Gramscian yang menjadi dasar pemikiran kajian budaya populer. Dalam membangun identitasnya, memang digital fandom budaya populer global sebagian bersikap kritis terhadap konten teks budaya sebagai bentuk perlawanan terhadap teks yang diproduksi industri budaya, namun mereka sesungguhnya hanya mengembangkan bentuk-bentuk perlawanan semu yang sebatas dilakukan di dalam sistem (within the system), yaitu di dalam situs penggemar. Di era konvergensi media, anak-anak muda urban penggemar budaya populer global adalah prosumer yang tidak hanya menjadi konsumer pasif yang menikmati teks budaya secara intertekstual, melainkan mereka juga penggemar yang aktif sebagai produser yang menciptakan teks budaya yang merupakan paratexts hasil dari kreativitas mereka, bahkan sebagian penggemar cenderung bersikap kritis terhadap konten teks budaya populer. Studi ini menemukan, anak muda urban yang tergabung dalam digital fandom bukanlah subjek yang benar-benar terbebas dari hegemoni ideologi kapitalisme, karena mereka sebetulnya adalah play labour (playbour), yakni penggemar yang bermain, yang sekaligus juga sebagai free digital labour bagi kekuatan industri budaya global. Sikap kritis anak muda urban dalam membangun identitas subkultur digital fandom tidak mampu melawan sistem (against to the system), dan malah mereka berada dalam jaring kekuatan industri budaya kapitalisme—seperti apa yang dikatakan Mazhab Frankfurt sebagai dominasi dan superiorisasi kekuatan industri entertainment global yang terus merestorasi diri
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Dis S 09/17 Sug s | ||||||
Uncontrolled Keywords: | subkultur digital fandom, the Mortal Instruments Indonesia, budaya populer global, prosumer, free digital labour | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Unnamed user with email indah.fatma@staf.unair.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 15 Nov 2017 23:37 | ||||||
Last Modified: | 01 Dec 2021 08:28 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/66746 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |