Cici Putri Kinasih, 121311133078 (2017) BENTUK, MAKNA, DAN FUNGI MANTRA DALAM KESENIAN KUDA LUMPING TURONGGO SETO MAYANGSARI DI SUMBER KOTES MALANG. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (abstrak) FS.BI.88-17 Kin b abstrak.pdf Download (94kB) | Preview
	Text (fulltext) FS.BI.88-17 Kin b fulltext.pdf Restricted to Registered users only until 6 December 2020. Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan bentuk, makna, dan fungsi pada mantra kesenian kuda lumping Turonggo Seto Mayangsari. Penelitian ini menggunakan teori bentuk puisi yang dikemukakan oleh Maskurun. Analisis makna menggunakan teori semiotik yg diungkapkan oleh Ferdinan de Saussure, dan teori fungsi yang dikemukakan oleh William R. Bascom dalam Danandjaya. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dengan narasumber menggunakan teknik rekaman, catat, dan data pustaka. Setelah pengumpulan data, maka data tersebut dianalisis bagaimanakah bentuk, makna, dan fungsi mantra pada kesenian kuda lumping Turonggo Seto Mayangsari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mantra kesenian kuda lumping Turonggo Seto Mayangsari terdapat beberapa hal. Dari segi bentuk, terdapat dua bentuk puisi yang digunakan yaitu seloka dan bidal. Dari segi makna, makna pada mantra kesenian kuda lumping Turonggo Seto Mayangsari dideskripsikan sesuai dengan makna bahasa yang dihubungkan dengan kebudayaan. Kemudian terdapat empat fungsi kebudayaan yg digunakan untuk penelitian ini, yaitu: 1. Sebagai sistem proyeksi (projective sistem), yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif. 2.Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan. 3.Sebagai alat pendidikan anak (pedagogical device). 4.Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya

Actions (login required)

View Item