NUR MAHFUZAH ZEIN, 1315111123079 (2017) HUBUNGAN STRESOR DENGAN STRES PERAWAT PELAKSANA UNIT HEMODIALISIS RUMAH SAKIT PEMERINTAH (FASKES II)DI KOTA SURABAYA. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRACT) FKP.N. 13 -18 Zei h-Abstrak.pdf Download (55kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FKP.N. 13 -18 Zei h.pdf Restricted to Registered users only until 8 February 2021. Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Pengantar: Stres adalah salah satu masalah yang sering terjadi dalam keperawatan. Stres merupakan respon dari stresor. Stres perawat di unit hemodialisis terdiri dari stresor biologis, psikologis, sosial, budaya. Stres perawat dapat menyebabkan efek negatif bagi individu perawat , kehidupan sosial, dan lingkungan kerja jika tidak segera diatasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stressor dan stress perawat pelaksana unit hemodialisa Rumah Sakit Pemerintah (Faskes II) di Kota Surabaya. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dilakukan pada 16 perawat di unit hemodialisis, yaitu 8 perawat perawat RSU Haji dan 8 perawat dari Dr. M. Soewandhie Surabaya, pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner stressor dan stres, dan dianalisis dengan menggunakan Spearman rho dengan tingkat signifikan <0,05. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat unit hemodialisis mengalami stresor kuat diantaranya stresor biologis (56%), stressor budaya (56%), stressor psikologis (50%), dan stressor sosial (62%). Sebagian besar perawat mengalami stres ringan (69%) dan perawat lainnya mengalami stres sedang (31%). Uji Stastistik menunjukkan bahwa, stresor psikologi (p= 0,058) tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan stres, sedangkan stresor biologis (p= 0,013), stresor sosial (p= 0,005) dan stresor budaya (p= 0,005) memiliki hubungan yang signifikan dengan stres perawat pelaksana unit hemodialisis Rumah Sakit Pemerintah (Faskes II) di Surabaya. Diskusi: Sebagian besar perawat unit hemodialisis mengalami stres ringan, oleh karena itu diharapkan perawat mampu mengenali dan kontrol, dan mampu beradaptasi dengan stresor baik stressor biologis, psikologis, sosial, budaya.

Actions (login required)

View Item