NURUL YULAIKA, 101511123072 (2018) PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR TERHADAP INTENTION TO LEAVE DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KENDANGSARI MERR SURABAYA. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (abstrak) abstrak.pdf Download (20kB) | Preview
	Text (full text) full text.pdf Restricted to Registered users only until 9 March 2021. Download (1MB)

Abstract

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari MERR Surabaya memiliki angka turnover karyawan Tahun 2016 sebesar 22,92%. Angka tersebut belum mencapai nilai key performance indicator yaitu 20%. Disisi lain, RSIA Kendangsari MERR memiliki dimensi Organizational Citizenship Behavior yang rendah yaitu dimensi civic virtue dan conscientiousness. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap intention to leave di RSIA Kendangsari MERR. Penelitian ini berjenis analitik observasional dengan menggunakan rancang bangun cross sectional study. Pengambilan data dilakukan pada 60 responden pada bidang pelayanan medis, keperawatan dan kebidanan, penunjang medis dan non medis dengan menggunakan kuesioner. Analisis pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap intention to leave menggunakan uji regresi ordinal dengan nilai alpha 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan memiliki tingkat Organizational Citizenship Behavior yang tinggi dan intention to leave tingkat sedang. Namun bidang pelayanan non medis memiliki tingkat OCB yang paling rendah sementara bidang pelayanan medis memiliki tingkat intention to leave paling tinggi. Analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap intention to leave (Sig 0,00) dengan kemampuan menjelaskan sebesar 43,6%. Dimensi OCB yang mempengaruhi intention to leave adalah conscientiousness (Sig 0,001) dan sportmanship (Sig 0,048) dengan kemampuan menjelaskan sebesar 51,5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Organizational Citizenship Behavior (khususnya dimensi conscientiousness dan sportsmanship) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intention to leave. Oleh karenanya, saran yang diberikan untuk meningkatkan OCB adalah menyusun kontrak kerja, wewenang, tanggung jawab dan peraturan secara konkrit dan ditetapkan sebagai penilaian kinerja. Selanjutnya karyawan dengan kinerja baik diberi kompensasi dalam bentuk finansial atau nonfinansial sebagai wujud dari keadilan organisasi. Seluruh kepala unit/divisi perlu diberi pelatihan terkait ilmu leadership khususnya kepemimpinan dengan gaya transformasional

Actions (login required)

View Item