PENGARUH SELF-TRANSCENDENCE VALUES TERHADAP ECOTOURISM DESTINATION IMAGE, PLACE ATTACHMENT, DAN INTENTION LOYALTY (Studi Terhadap Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting Di Kalimantan Tengah - Indonesia)

Marso, 091070305 (2017) PENGARUH SELF-TRANSCENDENCE VALUES TERHADAP ECOTOURISM DESTINATION IMAGE, PLACE ATTACHMENT, DAN INTENTION LOYALTY (Studi Terhadap Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting Di Kalimantan Tengah - Indonesia). Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
Dis. E. 08-18 Mar p Abstrak.pdf

Download (278kB) | Preview
[img] Text (Fulltext)
Dis. E. 08-18 Mar p.pdf
Restricted to Registered users only until 19 April 2021.

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Dengan pertumbuhannya yang terus meningkat, menjadikan pariwisata sebagai industri yang sangat menarik dan sangat kompetitif bagi setiap organisasi pemasaran destinasi untuk menarik pengunjung. Morgan dkk (2002) mengungkapkan bahwa 70% dari seluruh wisatawan hanya mengunjungi destinasi pariwisata utama di sepuluh negara yang dikenal sebagai “best niche players”, dan lebih dari 70% melakukan kunjungan ulang ke destinasi pariwisata yang sama (Ellis dan Vogelsong, 2002; Chen dan Tsai, 2007; Richards, 2006; Chaminuka dkk, 2011). Fenomena ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran destinasi pariwisata yang berhasil tidak hanya fokus untuk memenangkan wisatawan baru tetapi harus juga membangun loyalitas wisatawan yang telah dimenangkan, karena wisatawan yang loyal akan melakukan kunjungan ulang dan merekomendasikan destinasi pariwisata tertentu kepada orang lain (Bigne dkk, 2001; Chi, 2005; Chi dan Qu, 2008; Prayag, 2008; Tian-Cole dkk, 2002; Chen dan Tsai, 2007; Han dkk, 2011). Ekowisata sebagai perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah-daerah alami yang melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal” (TIES, 1990) dan muncul bersamaan dengan isu-isu lingkungan global (Higham, 2007:4) memerlukan strategi pemasaran tertentu guna membangun loyalitas wisatawan yang mengunjungi destinasi ekowisata (ekoturis). Untuk itu, studi ini mengintregrasikan model “Value-Attitude Hierarchy” (Homer dan Kahle, 1988) ke dalam “Four-Stage Loyalty Model” (Oliver, 1997) sehingga dihasilkan model loyalitas dengan pola “Values  Cognitive  Affective  Conative”. Sebagai tujuan utama dari studi ini, pola “Values  Cognitive  Affective  Conative” diuji secara empiris melalui empat variabel yang dianggap sesuai dengan konsep ekowisata, yaitu: Self-Transcendence Values untuk mewakili komponen Values (Nilai), Ecotourism Destination Image untuk mewakili Cognitive (Pikiran), dan Place Attachment untuk mewakili Affective (Perasaan), dan Intention Loyalty sebagai proxy dari aspek Conative (Kemauan). Selain memperluas model loyalitas, studi ini bertujuan untuk menguji enam hipotesis yang dikembangkan berdasarkan kajian teoritis dan empiris untuk mengetahui pengaruh self-transcendence values terhadap ecotourism destination image, pengaruh self-transcendence values terhadap place attachment, pengaruh selftranscendence values terhadap intention loyalty, pengaruh ecotourism destination image terhadap place attachment, pengaruh ecotourism destination image terhadap intention loyalty, pengaruh place attachment terhadap intention loyalty, peran Ecotourism Destination Image dalam memediasi pengaruh Self- Transcendence Values terhadap Place Attachment, peran Place Attachment dalam memediasi pengaruh Self-Transcendence Values terhadap Intention Loyalty, dan mengetahui peran Place Attachment dalam memediasi pengaruh Ecotourism Destination Image terhadap Intention Loyalty. Populasi studi ini adalah semua wisatawan dewasa, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang berkunjung ke TNTP pada saat pengumpulan data dilakukan (Mei – Juni 2016), dan mengerti Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Mengacu pada pengalaman peneliti sebelumnya untuk menghasilkan perkiraan koefisien jalur yang lebih akurat dalam PLS-SEM ketika kurang dari 500 dan minimal 200 (Hulland et al. dalam Vinzi dkk, 2010:314) serta komposisi pengunjung TNTP (61,20% – 72,60% wisatawan asing dan 27,40% – 38,80% wisatawan domestik), maka jumlah kuesioner yang didistribusikan adalah 300, yang terdiri dari 200 (67%) untuk wisatawan asing dan 100 (33%) untuk wisatawan domestik. Metode penarikan sampel penelitian ini adalah accidental sampling. Jumlah kuesioner yang dikembalikan adalah 259 atau 86% dari jumlah kuesioner yang didistribusikan. Dari kuesioner yang dikembalikan, hanya 218 atau 84% yang dapat dianalisis, sedangkan sisanya tidak dapat digunakan karena isian tidak lengkap. Tiga dari empat variabel studi ini diukur dengan dua dimensi. Variabel Self-Transcendence Values diukur dengan dimensi Universalism dan Benevolence; Ecotourism Destination Image dengan dimensi Nature dan Culture; dan dimensi pengukuran untuk variabel Place Attachment adalah Place Indentity dan Place Dependence. Hasil evaluasi model pengukuran dengan SmartPLS 3.0 Professional menunjukkan bahwa semua variabel studi ini valid dan reliabel berdasarkan nilai internal consistency reliability yang diukur dengan cronbach alpha dan composite reliablitiy, indicator reliability yang diukur dengan nilai outer loading, convergent validity dengan AVE dan discriminant validity dengan cross loading dan akar AVE. Untuk itu, keempat variabel studi ini diuji lebih lanjut dalam model persamaan struktural (SEM). Berdasarkan analisis SEM dengan SmartPLS 3.0 Professional, hasil studi ini menunjukkan bahwa (1) Self-Transcendence Values berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Ecotourism Destination Image, (2) Self- Transcendence Values berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Place Attachment, (3) Self-Transcendence Values berpengaruh signifikan terhadap Intention Loyalty, (4) Ecotourism Destination Image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Place Attachment, (5) Ecotourism Destination Image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Intention Loyalty, (6) Place Attachment berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Intention Loyalty, (7) Pengaruh Self-Transcendence Values terhadap Place Attachment dimediasi oleh Ecotourism Destination Image, (8) Pengaruh Self-Transcendence Values terhadap Intention Loyalty dimediasi oleh Place Attachment , (9) Pengaruh Ecotourism Destination Image terhadap Intention Loyalty dimediasi oleh Place Attachment, dan (10) secara teoritik, perluasan model loyalitas dengan pola “Values  Cognitive  Affective  Conative” didukung data studi ini. Keterbatasan studi ini yang pertama adalah bahwa studi ini dilakukan pada setting destinasi ekowisata dan satu destinasi ekowisata guna memperluasan Four-Stage Loyalty (Oliver, 1997) dengan mengintegrasikan Value-Attitude Hierarchy (Homer dan Kahle, 1988), sehingga terbatas pada cakupan dan variabel-variabel yang sesuai dengan prinsip ekowisata untuk mewakili komponen nilai (values), pikiran (attitude), perasaan (affective), dan kemauan (conative). Jika studi ini diperluas pada setting segmen pariwisata yang berbeda, maka konsep-konsep yang digunakan sebagai proxy masing-masing komponen dimungkinan dapat mengungkapkan hasil yang berbeda. Dengan demikian, studi selanjutnya dapat dilakukan untuk mengidentifikasi dan membandingkan “values” dan “image” pengunjung pada berbagai segmen pariwisata. Kedua, studi ini dilakukan terhadap wisatawan yang berkunjung ke TNTP pada bulan Mei – Juni 2016. Dengan demikian, hasil studi ini hanya berlaku untuk wisatawan yang berkunjung di TNTP pada bulan Mei – Juni 2016, dan tidak dapat digeneralisasikan terhadap pengunjung TNTP maupun pengunjung destinasi ekowisata secara keseluruhan. Keterbatasan ini menjadi tantangan studi selanjutnya untuk menguji kembali variabel dan model yang dikembangkan dalam studi ini pada cakupan yang lebih luas, baik cakupan tempat maupun segmen destinasi ekowisata. Ketiga, pembentuk values individu adalah lingkungan dan pengalaman hidup yang terakumulasi sepanjang hidup individu melalui proses yang relatif lama sehingga relatif sulit diubah pemasar dalam waktu yang singkat. Dengan demikian, kemampuan pemasar TNTP menyesuaikan penawaran dengan values pasar sasaran adalah kunci keberhasilan pemasaran TNTP sebagai destinasi ekowisata. Saran pragmatis yang dapat diberikan berdasarkan temuan studi ini adalah: pertama, strategi pemasaran TNTP harus berpedoman pada prinsip konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati, keberlanjutan, keharmonisan dengan makhluk atau spesies lain, kesetaraan bagi setiap suku bangsa, dan pemberdayaan penduduk lokal di sekitar TNTP, karena pengunjung TNTP adalah wisatawan yang memiliki Self-Transcendence Values yang sangat tinggi, memiliki keterikatan yang kuat dengan TNTP dengan tingkat loyalitas yang sangat tinggi, serta berkunjung ke destinasi ekowisata lebih dari dua kali dalam satu tahun. Kedua, untuk memenangkan pasar yang sangat kompetitif, TNTP sebagai destinasi ekowisata dipertahankan tempat hidup beragam varietas flora dan fauna, tempat yang memiliki pemandangan indah, tempat yang menyediakan kesempatan untuk belajar tentang budaya masyarakat lokal, tempat yang menyediakan kesempatan untuk mempelajari lingkungan, tempat untuk melihat binatang liar, dan tempat yang bermanfaat bagi konservasi alam, karena image pengunjung terhadap keenam indikator TNTP sebagai destinasi ekowisata termasuk dalam kategori sangat tinggi atau sangat sesuai. Ketiga, pasar sasaran TNTP adalah wisatawan yang memiliki Self-Transcendence Values sangat tinggi. Untuk itu, kemampuan mengelola dan mengkomunikasikan TNTP sebagai destinasi ekowisata, yaitu tempat wisata yang dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip Self- Transcendence Values disertai dengan kemampuan untuk menciptakan Place Attachment wisatawan terhadap TNTP diharapkan mampu menghasilkan keunggulan kompetitif TNTP dalam pasar destinasi pariwisata global.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKB KK-2 Dis. E. 08-18 Mar p
Uncontrolled Keywords: SELF-TRANSCENDENCE VALUES, ECOTOURISM DESTINATION IMAGE, PLACE ATTACHMENT, INTENTION LOYALTY, Taman Nasional Tanjung Puting
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G154.9-155.8 Travel and state. Tourism
Divisions: 04. Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Doktoral Ilmu Ekonomi
Creators:
CreatorsNIM
Marso, 091070305UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorMuslich Anshori, Prof. Dr. H., S.E., M.Sc., AkUNSPECIFIED
Thesis advisorSri Gunawan, Drs., M.Com., DBAUNSPECIFIED
Depositing User: Tatik Poedjijarti
Date Deposited: 18 Apr 2018 16:16
Last Modified: 22 Apr 2018 20:02
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/71873
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item