JEFRI SATRIA ANDREAS SITORUS, 031311133241 (2018) KEKUATAN ALAT BUKTI CLOSED CIRCUIT TELEVISION DALAM PERKARA NO.777/Pid.B/216/PN.JKT.PST. Skripsi thesis, Fakultas Hukum.

Preview	Text (abstrak) abstrak.pdf Download (131kB) | Preview
	Text (full text) full text.pdf Restricted to Registered users only until 2 October 2021. Download (533kB)

Abstract

Pembuktian dalam hukum pidana adalah suatu hal yang paling penting dalam proses peradilan. pembuktian memiliki dua arti. Pertama, dalam arti yang luas, pembuktian membenarkan hukum. Misalnya jika hakim mengabulkan gugatan penggugat. Gugatan penggugat yang dikabulkan mengandung arti hakim telah menarik kesimpulan bahwa hal yang dikemukakan oleh penggugat sebagai hubungan hukum antara penggugat dan tergugat adalah benar. Oleh karena itu, membuktikan dalam arti yang luas berarti memperkuat kesimpulan hakim dengan syarat-syarat bukti yang sah. Kedua, dalam arti yang terbatas, pembuktian hanya diperlukan apabila hal yang dikemukakan oleh penggugat itu dibantah oleh tergugat. Pada pembuktian keberadaan alat elektronik ini sangat penting guna dalam investigasi kasus-kasus kejahatan baik yang berhubungan dengan dunia maya ataupun computer crime karena dengan bukti elektronik inilah investigator dapat mengungkap kasus-kasus tersebut yang kemudian melacak pelaku dan menangkapnya. Dengan fungsi tersebut tentu alat elektronik ini sangat strategis. Pada kasus jessica kumala wongso, terdapat alat bukti elektronik yang berupa CLOSED CIRCUIT TELEVISION (selanjutnya disingkat CCTV). CCTV ini jika dilihat secara positivisme haruslah dipasang oleh aparat penegak hukum yang berwajib sedangkan menurut keyakinan hakim yang memutus perkara diperluas menjadi tidak perlu seizin aparat karena memang CCTV tersebut dipasang secara umum. Sehingga jika dilakukan peninjauan kembali dapat menggunakan dalil bahwa adanya hukum baru terkait perkara tersebut

Actions (login required)

View Item