Nadia Malva Islami, 071411231012 (2018) DAMPAK KEENGGANAN PEMBAGIAN BEBAN NEGARA-NEGARA NORTH TERHADAP TATA KELOLA PENGUNGSI GLOBAL : STUDI KASUS PENGUNGSI TIMUR TENGAH. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK_Fis.HI.43 18 Isl d.pdf Download (550kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
FULLTEXT_Fis.HI.43 18 Isl d.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
|
Text (JURNAL)
JURNAL_Fis.HI.43 18 Isl d.pdf Download (271kB) | Preview |
Abstract
Tahun 2014 merupakan awal mula terjadinya krisis pengungsi, yakni mencapai angka 55 juta jiwa orang terlantar di seluruh dunia, baik yang berstatus pengungsi lintas batas maupun pengungsi internal. Jumlah ini memiliki selisih yang tinggi dengan tahun sebelumnya, 2013, yakni sebesar 43 juta jiwa. Kawasan Timur Tengah menjadi kawasan penyumbang pengungsi terbesar. Para pengungsi ini berbondong-bondong mencari perlindungan dan kehidupan baru yang lebih sejahtera ke negara-negara north. Maka, tujuan utama pengungsi adalah negara-negara Eropa dan juga Negara-negara Teluk Arab (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar). Secara geografis, keduanya berdekatan dengan Suriah dan Palestina. Keduanya pun dianggap sangat menjanjikan, baik secara ekonomi maupun keamanan. Selain Negara-negara Teluk dan Eropa, Amerika Serikat dan beberapa negara north di Asia juga memiliki daya tarik yang kuat bagi para pengungsi. Namun, ternyata fenomena yang terlihat justru berupa penolakan dari negara-negara north tersebut. Hal ini menunjukkan apa yang disebut dengan politik iba. Teori politik iba berbicara mengenai negara yang membantu dengan penuh pertimbangan dan tanpa memilki rasa empati. Berbeda dengan politik cinta kasih, yakni negara membantu dengan turut merasakan penderitaan dan membantu dengan tulus. Keengganan pembagian beban pengungsi yang dilakukan negara-negara north ini mendatangkan gelombang besar pengungsi menuju tiga negara yakni Yordania, Lebanon, dan Turki. Ketiga negara ini kemudian menjadi negara penerima pengungsi terbesar di dunia. Padahal, ketiganya bukan merupakan negara north yang memiliki perekonomian, stabilitas, maupun pengaruh politik yang tinggi. Tidak hanya terkait penerimaan, keengganan negara-negara north juga ditunjukkan dalam donasinya yang cenderung rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan fasilitas para pengungsi. Seiring dengan kompleksitas permasalahan pengungsi ini, muncullah berbagai dampak negatif, baik bagi tatanan global maupun bagi para pengungsi itu sendiri.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis.HI.43/18 Isl d | ||||||
Uncontrolled Keywords: | krisis pengungsi, Suriah, Palestina, Timur Tengah, Yordania, Turki, Lebanon, pembagian beban, negara north, UNHCR | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) > H61-97 Policy sciences H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform > HN1-995 Social history and conditions. Social problems. Social reform |
||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Mrs Nadia Tsaurah | ||||||
Date Deposited: | 09 Nov 2018 09:04 | ||||||
Last Modified: | 09 Nov 2018 09:04 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/75410 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |