LIDYA INTAN PERMATASARI, 101411131091 (2018) PEMODELAN FUNGSI TRANSFER KASUS TB-HIV DI PROVINSI JAWA TIMUR PERIODE 2013-2017 (Model Peramalan Kasus HIV Dengan Variabel Input TB Paru, Pekerja Seksual, dan Injecting Drug User). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRACT) KKC KK FKM.258-18 Per p ABSTRAK.pdf Download (45kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) KKC KK FKM.258-18 Per p SKRIPSI.pdf Restricted to Registered users only until 15 November 2021. Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Pemodelan fungsi transfer merupakan suatu model yang menggambarkan nilai prediksi masa depan berdasarkan nilai-nilai masa lalu dari time series itu sendiri/output (Yt) dan berdasarkan satu atau lebih time series yang berhubungan dengan output series tersebut yaitu variabel input (Xt). Pemodelan fungsi transfer saat ini masih sedikit penggunannya dalam bidang kesehatan, sehingga dalam penelitian ini diterapkan pada kasus TB-HIV di Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan model peramalan pada kasus penyakit TB-HIV di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat non-reaktif menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Proinsi Jawa Timur mulai bulan Januari tahun 2013 sampai Desember tahun 2017. Metode yang digunakan yaitu pemodelan fungsi transfer multi input, karena selain melihat model peramalan juga dapat melihat besar pengaruhnya yang diterapkan pada data kasus TB-HIV berdasarkan kurun waktu tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan pada variabel input yaitu TB, pekerja seksual, dan IDU menunjukkan pengaruh positif yang signifikan pada kasus HIV yaitu dalam periode waktu yang sama masing-masing sebesar 1,86455, 1,89389, dan 8,62942 dengan nilai AIC dan SBC terkecil yaitu dengan model ARIMA (0,1,1), dimana hasil peramalan model fungsi transfer lebih baik mendekati data sebenarnya daripada ARIMA. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh IDU dan pekerja seksual (faktor host) terhadap terjadinya HIV lebih besar dibandingkan dengan pengaruh TB (faktor lingkungan) terhadap HIV. Sehingga faktor host lebih memberikan resiko lebih besar terhadap kejadian HIV di Provinsi Jawa Timur, sedangkan faktor lingkungan tidak terlalu beresiko pada kejadian HIV. Akan tetapi, dilakukannya pengecekan dengan melalui test HIV dan konseling atas inisiasi petugas kesehatan (TIPK) sangat diperlukan untuk mengurangi bertambahnya kasus TB-HIV.

Actions (login required)

View Item