RISCA FITRIA ARAFANTI, 040113930 E (2005) PENGGUNAAN ANALISIS RASIO ATAS LAPORAN KEUANGAN NASABAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA (STUDI KASUS PADA BRI CABANG BANYUWANGI). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-arafantiri-2940-a24506-k.pdf Download (330kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) 7673.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang kegiatannya menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan kepada yang membutuhkan. Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Dalam penyaluran kreditnya, diperlukan pertimbangan yang cermat agar tidak terjadi kredit macet. Maka bank harus yakin bahwa kredit yang diberikan harus tepat dan beresiko sangat minim. Setiap pemberian kredit memiliki tahapan yang harus senantiasa dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, yang tercermin dalam kebijakan pokok perkreditan, tata cara penilaian kualitas kredit, profesionalisme, dan integritas pejabat perkreditan. Analisis rasio laporan keuangan adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam bidang keuangan. Dengan menggunakan analisis rasio laporan keuangan pihak bank dapat menilai kondisi keuangan calon debitur, yang akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pihak bank dalam melakukan pemberian kredit. Bank BRI Cabang Banyuwangi, merupakan salah satu bank yang memberikan kredit kepada masyarakat berupa kredit modal kerja. Pada pemberian kredit modal kerja kepada calon debitur adalah menggunakan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition). Namun BRI kurang memperhatikan Capital melalui pendekatan rasio keuangan dari neraca dan laporan laba/rugi perusahaan yang sudah dinilai kewajarannya. Fenomena ini menyebabkan meningkatnya kredit modal kerja yang macet. Tujuan penelitian adalah memberikan gambaran tentang peranan analisis laporan keuangan debitur serta memberikan masukkan bagi manajemen BRI Cabang Banyuwangi agar lebih memperhatikan rasio keungan calon debitur disamping faktor-faktor lain seperti jaminan, karakter, kemampuan calon debitur dalam mengelola perusahaan serta faktor lain yang menekan terjadinya kredit macet. Berdasarkan hasil analisis dalam pemberian kredit, pihak bank telah melakukan analisis rasio terhadap laporan keuangan sebagai pertimbangan utama pemberian kredit modal kerja. Hasil analisis dapat diketahui bahwa UD. B, UD. C, dan UD. E memiliki prospek keuangan yang lebih baik (termasuk kategori putih) dibandingkan dengan UD. A dan UD. D (termasuk kategori abu-abu) untuk dibiayai oleh BRI. Dilihat dari prinsip kehati-hatian bank telah mengabaikan ketentuan antara lain berdasarkan kemampuan membayar kredit modal kerja dari (1) UD. A bahwa kredit dapat dikembalikan dalam waktu maksimal 3 tahun (kredit jangka menengah). Dalam dua tahun terakhir UD. A memiliki rasio likuiditas dibawah 200%, yaitu quict ratio sebesar 0,94 ditahun 1998 dan 1.47 ditahun 1999, (2) UD. D dapat mengembalikan dalam waktu 5 tahun (kredit jangka menengkah). Serta memiliki rasio likuiditas dibawah 200%, yaitu quict ratio ditahun 1998 sebesar 0,858 dan ditahun 1999 sebesar 0,931. Artinya UD. A dan UD. D dapat membahayakan dalam pengembalian kredit yang akan diberikan. Ketentuan yang diabaikan oleh BRI adalah tolok ukur sehat tidaknya suatu usaha berdasarkan aspek likuiditas Disamping itu pihak bank tidak mempertimbangkan kredit berdasarkan kemampuan debitur dalam membayar yang berasal dari hasil usaha yang dibiayai (first way out).

Actions (login required)

View Item