Cheifia Krissanti Sasono, NIM011511133177 (2018) Hubungan Antara Temperamen Anak dengan Faktor Risiko Attention Deficit/Hyperactivity Disorder pada Anak Sekolah Dasar. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Text (ABSTRAK)
FK PD 181-18 Sas h abstrak.pdf Download (177kB) |
|
Text (FULLTEXT)
FK PD 181-18 Sas h.pdf Restricted to Registered users only until January 2022. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan/atau Hiperaktivitas (GPPH) adalah salah satu gangguan neurobiologis yang sering didiagnosis pada anak usia sekolah tingkat dasar. Gejala utama yang dapat ditemukan pada anak ADHD adalah hiperaktivitas, inatensi, dan impulsivitas. Sedangkan temperamen merupakan gaya perilaku yang terlihat secara konsisten dalam reaksi individu terhadap lingkungan dan tiap anak memiliki temperamen yang berbeda. Seringkali keberagaman temperamen anak disalah-artikan sebagai gejala ADHD begitu juga sebaliknya. Dalam Data Diagnotic and Statistic Manual (DSM V) dinyatakan bahwa prevalensi anak ADHD (terutama anak usia 12 tahun) berkisar antara 3-7%. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Nasional (BPSN), prevalensi anak dengan ADHD tahun 2007 terdapat 8,3 juta anak dari 82 juta anak Indonesia yang di antaranya adalah anak berkebutuhan khusus. Populasi adalah seluruh anak berisiko ADHD usia sekolah dasar yang ada di Sekolah Dasar Bina Karya tahun 2018. Sekolah Dasar Bina karya menjadi tempat dilaksanakannya penelitian dengan total anak ADHD 22 dari seluruh jumlah murid sebanyak 390 anak. Namun subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 21 anak. Survei dan pengambilan data dilakukan pada bulan April - Oktober 2018. Variabel yang diamati adalah umur anak, jenis kelamin, gejala ADHD, dan temperamen anak. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 17 anak laki-laki (81%) dan 4 anak perempuan (19%) dengan risiko ADHD. Prevalensi anak risiko ADHD dari 114 anak yaitu 19,3%. Mayoritas anak ADHD terdapat pada kelas 6 SD sebanyak 6 siswa (28,6%). Dari skor Abbreviated Conners Rating Scale untuk orangtua dan pengasuh ditemukan nilai rata-rata sebesar 15,19 dengan simpangan baku sebesar ± 2,620 dan nilai median 15. Dari hasil uji korelasi Pearson didapatkan bahwa satu dari tiga dimensi temperamen menurut Mary Rothbart memiliki hubungan yang bermakna dengan faktor risiko ADHD, yaitu surgency dengan p=0,045 (p<0,05). Dari studi ini, didapatkan bahwa anak laki-laki yang yang terkena ADHD lebih banyak daripada perempuan. Umur anak yang paling banyak ditemukan adalah 13 tahun. Terdapat hubungan antara temperamen anak usia sekolah dasar pada surgency dengan faktor risiko Attention Deficit/Hyperactivity Disorder, tapi tidak ada hubungan signifikan pada dimensi negative affect dan effortful control.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK FK.PD 181/18 Sas h | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder, temperament, Abbreviated Conners’ Rating Scale, elementary school, Temperament in Middle Childhood Questionnaire | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC554-569.5 Personality disorders. Behavior problems Including sexual problems, drug abuse,suicide, child abuse R Medicine > RJ Pediatrics |
|||||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Ika Rudianto | |||||||||
Date Deposited: | 15 Jan 2019 01:01 | |||||||||
Last Modified: | 15 Jan 2019 01:01 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/78225 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |