Cut Shelma Maharani (2018) UJI RESISTENSI SPESIES Candida TERHADAP OBAT NISTATIN, KETOKONAZOL, DAN FLUKONAZOL PADA PASIEN KANDIDIASIS ORAL DENGAN HIV/AIDS MENGGUNAKAN METODE DISK DIFUSI. Thesis thesis, Universitas Airlangga.

	Text (ABSTRAK) TK KLI 31 18 Mah u ABSTRAK.pdf Download (112kB)
	Text (FULLTEXT) TK KLI 31 18 Mah u.pdf Restricted to Registered users only until 15 January 2022. Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Berdasarkan 26 subjek penelitian dengan infeksi HIV dan kandidiasis oral yang telah dilakukan pemeriksaan identifikasi spesies dan uji resistensi obat nistatin, ketokonazol dan flukonazol, didapatkan jumlah isolat Candida sebanyak 50 isolat, dan dapat disimpulkan bahwa pasien kandidiasis oral terbanyak pada pria (76,9%) pada usia 36-45 tahun (26,9%). Latar belakang pasien paling banyak merupakan lulusan SMA (42,3%) dan tidak bekerja (34,6%). Diagnosis kandidiasis oral paling banyak adalah tipe pseudomembran (80,8%), kelompok pasien dengan jumlah CD4 absolut <200 sel/ul yang terbanyak (61,5%). Pola spesies penyebab kandidiasis oral dengan HIV telah terjadi perubahan spektrum penyebab dimana Candida non-albicans ditemukan 56% lebih banyak dibandingkan Candida albicans sebanyak 44%. Spesies Candida non-albicans yang ditemukan adalah Candida dubliniensis, Candida glabrata, Candida guilermondii, Candida krusei, Candida parapsilosis, Candida tropicalis. Hasil uji resistensi dari 50 isolat spesies Candida terhadap antijamur ketokonazol didapatkan 6% resisten terhadap ketokonazol yang disebabkan oleh Candida non-albicans. Tidak ada (0%) spesies Candida yang resisten terhadap antijamur nistatin, namun ada 2% spesies yang intermediet terhadap nistatin. Resistensi spesies Candida terhadap flukonazol terjadi dalam penelitian ini dengan jumlah yang tinggi yaitu 46% resisten terhadap flukonazol, dan spesies yang mengalami resistensi paling banyak disebabkan Candida non-albicans (60,7%).

Actions (login required)

View Item