PERBEDAAN POTENSI ANTARA MADU MANUKA DAN MADU NUSANTARA SEBAGAI ANTIFUNGAL TERHADAP SEL YANG TERINFEKSI C. ALBICANS DAN JUMLAH SEL NEUTROFIL (Penelitian Laboratoris Pada Binatang Coba Tikus Wistar)

YAP LEW ZHEE, 021511133163 (2018) PERBEDAAN POTENSI ANTARA MADU MANUKA DAN MADU NUSANTARA SEBAGAI ANTIFUNGAL TERHADAP SEL YANG TERINFEKSI C. ALBICANS DAN JUMLAH SEL NEUTROFIL (Penelitian Laboratoris Pada Binatang Coba Tikus Wistar). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

[img] Text (Abstrak)
KG. 20-19 Yap p Abstrak.pdf

Download (37kB)
[img] Text (Fulltext)
KG. 20-19 Yap p.pdf
Restricted to Registered users only until 25 January 2022.

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Latar Belakang: Oral Kandidiasis adalah infeksi jamur C. albicans dalam rongga mulut yang disebabkan oleh ketidakseimbangan flora normal dan sistem kekebalan tubuh. Resiko terinfeksi meningkat dengan penurunan jumlah sel neutrofil. Sel neutrofil berperan penting dalam menghambat perkembangan jamur C. albicans. Madu terkenal dengan efektivitasnya pada penyembuhan luka, sifat antibakteri dan antijamur. Madu Manuka adalah madu monofloral yang diekstrak dari pohon manuka (Leptospermum scoparium) yang diproduksi di New Zealand. Madu Nusantara adalah madu yang diproduksi di Indonesia. Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan potensi madu Manuka dan madu Nusantara sebagai antifungal pada sel terinfeksi C. albicans dan jumlah sel neutrofil (invivo tikus Wistar). Metode: Penelitian laboratoris eksperimental dengan desain post-test only control group. Jumlah sampel 42 tikus Wistar jantan dikelompokkan ke dalam 7 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol(K) dan 6 kelompok perlakuan(P1-P6), lalu diinfeksi dengan C. albicans dengan inokulasi C. albicans (6 × 108 CFU/ml) pada luka (insisi 2mm × 0.5mm) sebanyak sekali setiap hari secara berterusan selama 14 hari. Tikusnya diberi perawatan madu selama 5 hari dan dikorbankan pada hari ke-6. Mukosa labialis rahang bawah tikus diambil dan dibuat sediaan histopathology (HPA) diperiksa dengan metode IHC dan pengecatan HE. Hasil penelitian diobservasi dengan mikroskop cahaya pembesaran 400x pada 5 lapang pandang. Jumlah sel terinfeksi C. albicans diobservasi pada sample IHC, sedangkan jumlah sel neutrofil diobservasi pada sample HE. Hasil: Kelompok madu Nusantara tidak mempunyai potensi antifungal yang significant dibanding dengan kelompok madu Manuka. Simpulan: Perbedaan penurunan jumlah sel terinfeksi C. albicans dan peningkatan jumlah sel neutrofil antara kelompok perlakuan madu Manuka dan madu Nusantara tidak significant.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKA KK KG. 20-19 Yap p
Uncontrolled Keywords: Oral Kandidiasis, madu, Manuka, Nusantara, C. albicans, sel terinfeksi, neutrofil.
Subjects: R Medicine > RK Dentistry > RK1-715 Dentistry
Divisions: 02. Fakultas Kedokteran Gigi
Creators:
CreatorsNIM
YAP LEW ZHEE, 021511133163UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorRetno Pudji Rahayu, Dr., drg., M.KesUNSPECIFIED
Thesis advisorBambang Sumaryono, drg., M.KesUNSPECIFIED
Depositing User: Tatik Poedjijarti
Date Deposited: 25 Jan 2019 03:07
Last Modified: 25 Jan 2019 03:07
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/79478
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item