Marliana Eka Fauzia, 071614453008 (2018) GERAKAN PETANI DALAM MEMPERJUANGKAN HAK MILIK TANAH GARAPAN (Studi Kasus Aksi Perkumpulan Petani Surokonto Wetan, Kabupaten Kendal). Thesis thesis, Universitas Airlangga.
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK_TP.31 18 Fau g.pdf Download (165kB) |
|
Text (FULLTEXT)
FULLTEXT_TP.31 18 Fau g.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text (JURNAL)
JURNAL_TP.31 18 Fau g.pdf Download (273kB) |
Abstract
Penelitian bertemakan gerakan sosial ini, mengambil fokus pada gerakan petani dalam memperjuangkan hak milik tanah, dengan studi kasus aksi Perkumpulan Petani Surokonto Wetan (PPSW), Kabupaten Kendal. Pemilihan PPSW sebagai studi kasus dikarena gerakan tersebut sedang mengalami permasalahan proses tukar guling lahan oleh Perhutani dan PT SI. Warga atau petani penggarap merasa tidak dilibatkan dalam proses tersebut ataupun musyawarah bersama. Proses pencarian kebenaranpun berlangsung terkait tukar guling lahan, serta ditengah perjalanan PPSW ingin mengajukan hak milik tanah melalui program TORA. TORA salah satu usaha pemerataan pembangunan dan kesejahteraan. Pemerintah melakukan penyusunan beberapa program yang diprioritaskan antara lain penguatan kerangka regulasi dan penyelesaian konflik agraria, penataan penguasaan dan pemilikan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), kepastian hukum. Fokus peneliti sendiri pada cara pengkonsolidasian diri yang dilakukan PPSW dalam memperjuangkan hak milik tanah dan tantangan yang dihadapi oleh gerakan PPSW selama proses berjuang. Untuk kerangka teori penulis memilih gerakan sosial Charles Tilly sebagai pisau analisis. Sedangkan dalam metode penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan naratif, sehingga lebih menjelaskan kronologi gerakan dan pendeskripsian hasil. Metode dalam pengumpulan data penulis memilih melakukan wawancara, dokumentasi dan melakukan observasi. Hasil penelitian menunjukkan dalam proses konsolidasi diri dalam gerakan PPSW diawali dengan pembentukan identitas kolektif dan melakukan penguatan internal didalam gerakan tersebut. Selain itu proses terkonsolidasi diri tidak terlepas adanya tindakan kolektif dalam gerakan, yang mana mampu menjaring dukungan dengan proses mobilisasi, melakukan aksi kolektif, membaca peluang dalam gerakan sehingga ada proses pengajuan hak milik tanah. Selain itu tantangan yang dihadapi oleh PPSW adalah disaat dijadikannya tersangka ketiga petani Surokonto Wetan yang dituduh “Bersama-sama menggunakan kawasan hutan secara tidak sah”. Selain itu juga muncul dari warga lain yang tidak tergabung dalam PPSW dengan tidak menyetujui pengajuan hak milik tanah. Sehingga memunculkan kelompok kontra dan pertentangan klaim.Karena kelompok kontra lebih pada mengelola lahan sudah cukup, agar tidak terjadi penahanan warga kembali. Permasalahan ini dalam konsep Tilly disebut the problem of Identifying social movement outcomes.
Item Type: | Thesis (Thesis) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 TP.31/18 Fau g | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Identitas kolektif, Gerakan Petani, Tanah | |||||||||
Subjects: | J Political Science > J General legislative and executive papers J Political Science > JS Local government Municipal government |
|||||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Magister Ilmu Politik | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Mrs Nadia Tsaurah | |||||||||
Date Deposited: | 07 Feb 2019 04:53 | |||||||||
Last Modified: | 07 Feb 2019 04:53 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/79882 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |