DISKURSUS PENDIDIKAN TINGGI PADA KELUARGA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS MADURA DI KOTA SURABAYA

CLAUDIA ANRIDHO, 071614753006 (2018) DISKURSUS PENDIDIKAN TINGGI PADA KELUARGA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS MADURA DI KOTA SURABAYA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (ABSTRAK)
ABSTRAK_TSO.05 18 Anr d.pdf

Download (164kB)
[img] Text (FULLTEXT)
FULLTEXT_TSO.05 18 Anr d.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (JURNAL)
JURNAL_TSO.05 18 Anr d.pdf

Download (95kB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Pendidikan tinggi menjadi fenomena yang lumrah ditemui terutama di kota besar seperti Surabaya. Terdapat diskursus pendidikan tinggi yang melatarbelakangi maraknya pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi saat ini. Bahasan tentang pendidikan tentu tidak bisa terlepas dari peran keluarga terutama orangtua dalam pengambilan keputusan mengenai hal tersebut. Etnis Tionghoa dan Etnis Madura merupakan etnis mayoritas di Surabaya setelah Etnis Jawa. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana diskursus pendidikan tinggi dan bagaimana bentuk praktik diskursus pendidikan tinggi pada keluarga Etnis Tionghoa dan Etnis Madura di Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yakni diskursus dengan analisis diskursus Michel Foucault. Diskursus pendidikan tinggi berkaitan dengan kepemilikan modal ekonomi yang menjadi pijakan awal memasuki jenjang pendidikan tinggi. Terdapat lima alasan mengapa orangtua menyekolahkan anak hingga jenjang pendidikan tinggi yakni (1) supaya anak sukses dan mapan; (2) supaya anak dapat kerja dan bertahan hidup; (3) supaya anak dapat mandiri; (4) supaya anak menjadi pribadi yang lebih baik; dan (5) mengikuti keinginan anak dan tidak mengharuskan untuk kuliah. Kepemilikan modal ekonomi dan modal sosial adalah ekspektasi terbesar orangtua ketika menyekolahkan anak hingga pendidikan tinggi. Praktik atas diskursus pendidikan tersebut didominasi oleh pemikiran orangtua sehingga anak hanya menjadi pelaksana keinginan orangtua dengan diberikan kebebasan untuk memilih yang terbatas. Terdapat tiga gaya sosialisasi orangtua dalam pengambilan keputusan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi bagi anak yakni (1) mengharuskan dengan tegas; (2) mengharuskan dengan halus; dan (3) membebaskan pilihan pada anak. Terdapat pergeseran dimana semula Etnis Tionghoa dan Etnis Madura lebih memfokuskan pada berdagang/berbisnis namun saat ini telah memberikan perhatian utama mereka pada pendidikan tinggi bagi anak.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 TSO.05/18 Anr d
Uncontrolled Keywords: diskursus pendidikan tinggi, keluarga, Etnis Tionghoa, Etnis Madura
Subjects: H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV3176-3199 Special classes. By race or ethnic group
L Education > LB Theory and practice of education > LB5-3640 Theory and practice of education > LB2300-2430 Higher education
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Magister Ilmu Sosiologi
Creators:
CreatorsNIM
CLAUDIA ANRIDHO, 071614753006UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorTuti Budirahayu, Dr., Dra., MSi.UNSPECIFIED
Thesis advisorSutinah, Dr., Dra., MS.UNSPECIFIED
Depositing User: Mrs Nadia Tsaurah
Date Deposited: 20 Feb 2019 09:44
Last Modified: 20 Feb 2019 09:44
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/80330
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item