PUTRI SEPTYANING RAHAYU ARIESTA, 071614753009 (2018) PRAKTIK SUNAT ANAK PEREMPUAN (Studi tentang Relasi Kuasa dan Reproduksi Kuasa dalam Praktik Sunat Anak Perempuan dalam Perspektif Gender). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (ABSTRAK) ABSTRAK_TSO.09 18 Ari p.pdf Download (215kB)
	Text (FULLTEXT) FULLTEXT_TSO.09 18 Ari p.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (JURNAL) JURNAL_TSO.09 18 Ari p.pdf Download (302kB)

Abstract

Praktik sunat pada anak perempuan dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Praktik sunat padan anak perempuan juga dilakukan di banyak negara lainnya seperti di Mesir, Ethiopia dan negara Afrika lainnya. Praktik sunat pada anak perempuan di Indonesia penting diungkap karena sunat pada anak perempuan karena menunjukkan nilai-nilai keagamaan yang dihubungkan dengan nilai sosial budaya. Penelitian ini ingin mengungkap: 1) bagaimana peran aktor dalam perkembangan praktik sunat pada anak perempuan; 2) bagaimana mekanisme reproduksi sosial yang terjadi pada praktik sunat pada anak perempuan; dan 3) bagaimana relasi kuasa yang terjadi pada praktik sunat pada anak perempuan. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan perspektif gender dan analisisnya menggunakan Teori Genealogi Kekuasaan dari Michel Foucault yang merupakan aliran post-strukturalisme. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sampang yang mewakili etnik Madura dan Kabupaten Situbondo yang mewakili etnik Jawa dan Madura. Subyek penelitian yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah korban sunat anak perempuan, orang tua dari korban, tenaga medis, dukun bayi, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berperan sebagai aktor dalam praktik sunat pada anak perempuan ini. Subyek penelitian dalam kajian ini sejumlah 14 orang informan inti dengan 6 orang informan pendukung. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam. Hasil dan analisis penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Peran tokoh agama dan orang tua dari korban merupakan aktor yang memiliki pengaruh besar dalam praktik sunat pada anak perempuan; 2) Mekanisme reproduksi sosial praktik sunat pada anak perempuan ini terus direproduksi baik secara internal dan eksternal, dan terus berkelanjutan. Bahkan tradisi praktik sunat pada anak perempuan bukan hanya dilakukan di wilayah yang merupakan tanah kelahirannya saja, tetapi juga mempengaruhi kota lain sebagai „jujugan‟ wilayah dari komunitas etnik Madura tersebut; dan 3) Relasi kuasa yang ditunjukkan bukan hanya yang memiliki pengetahuan tentang sunat pada anak perempuan saja, melainkan juga bagi aktor yang memiliki relasi kuasa secara praktikal.

Actions (login required)

View Item