RELASI KUASA DI KALANGAN DOKTER BEDAH PEREMPUAN DI KOTA SURABAYA

Mega Kahdina, 071614753011 (2018) RELASI KUASA DI KALANGAN DOKTER BEDAH PEREMPUAN DI KOTA SURABAYA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (ABSTRAK)
ABSTRAK_TSO.13 18 Kah r.pdf

Download (214kB)
[img] Text (FULLTEXT)
FULLTEXT_TSO.13 18 Kah r.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (JURNAL)
JURNAL_TSO.13 18 Kah r.pdf

Download (320kB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Terdapat ketimpangan antara jumlah dokter bedah perempuan dan dokter bedah laki-laki terjadi di banyak Negara termasuk di Indonesia. Lama pendidikan yang lebih panjang, beban pendidikan yang lebih berat, jam kerja yang tidak beraturan diidentikkan dengan konstruksi umum bahwa hanya laki-laki yang sempat untuk mengambil pendidikan di program pendidikan spesialis di bidang bedah. Namun realitasnya masih ada beberapa dokter perempuan yang menggeluti bidang bedah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori kuasa pengetahuan Michel Foucault sebagai pisau analisis. Diskursus sosial di rumah sakit tentang profesi dokter bedah perempuan adalah dokter harus memiliki komitmen dan bisa membagi waktunya karena tidak bisa menunda pekerjaannya namun tetap harus mengurus keluarga. Meskipun demikian, kehadiran dokter bedah perempuan sangat ditunggu terutama dalam menangani kasus yang berhubungan dengan organ perempuan sebab membuat pasien perempuan lebih nyaman dalam berkonsultasi. Tidak ada beda kemampuan antara dokter bedah laki-laki dan dokter bedah perempuan sebab mereka telah mengetahui risiko dan tanggung jawab profesi. Relasi kuasa berbasis gender yang melibatkan dokter bedah perempuan dalam lingkungan kerja di rumah sakit terjadi melalui praktek mengatur, menyuruh, dan menyalahkan yang dilakukan oleh dokter bedah senior. Sehingga praktek ini juga terjadi kepada dokter bedah laki-laki. Sementara praktek merendahkan dan tidak percaya dengan kemampuan dokter bedah perempuan dilakukan oleh dokter bedah laki-laki, baik setingkat dengan dokter bedah perempuan atau yang lebih senior. Namun hal tersebut mendapatkan perlawanan dari kalangan dokter bedah perempuan. Selain itu, dengan pengetahuannya sebagai power dokter bedah perempuan memiliki otoritas terhadap dirinya sendiri dalam mengambil keputusan untuk meneruskan pendidikan di bidang bedah dan memiliki kuasa terhadap dokter muda, pegawai di rumah sakit dan pasien yang dirawatnya.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 TSO.13/18 Kah r
Uncontrolled Keywords: Dokter, Spesialis, Bedah, Perempuan, Relasi Kuasa
Subjects: H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV697-3024 Special classes > HV1442-1448 Women
J Political Science > JZ International relations > JZ5-6530 International relations > JZ1249-1254 Relation to other disciplines and topics
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Magister Ilmu Sosiologi
Creators:
CreatorsNIM
Mega Kahdina, 071614753011UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorEmy Susanti, Prof., Dr., Dra., MA.UNSPECIFIED
Thesis advisorSutinah, Dr., Dra., MS.UNSPECIFIED
Depositing User: Mrs Nadia Tsaurah
Date Deposited: 20 Feb 2019 10:23
Last Modified: 20 Feb 2019 10:23
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/80341
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item