POTENSI EKSTRAK DAUN ANTING-ANTING (Acalypha indica L) SEBAGAI ANTI-SKABIES TERHADAP Sarcoptes scabiei var. cuniculi SECARA in vitro

LULUK TRI ASTUTI, 061511133159 (2019) POTENSI EKSTRAK DAUN ANTING-ANTING (Acalypha indica L) SEBAGAI ANTI-SKABIES TERHADAP Sarcoptes scabiei var. cuniculi SECARA in vitro. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

[img] Text (ABSTRACT)
KKC KK KH.52-19 Ast p ABSTRAK.pdf

Download (130kB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Skabies adalah penyakit kulit menular yang bersifat zoonosis dan disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Pengobatan skabies selama ini menggunakan ivermectin, asuntol, neguvon, dan lain-lain. Pengobatan pada ternak dengan ivermectin, asuntol, neguvon sulit didapat terutama dipedesaan dan harga relatif mahal, selain itu juga terbukti telah terjadi resistensi terhadap obat tersebut. Tanaman herbal dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan scabies, salah satunya yaitu tanaman anting-anting (Acalypha indica L.). Daun anting-anting apabila dilakukan ekstraksi dengan pelarut etanol menunjukkan hasil fitokimia meliputi alkaloid, tanin, steroid, saponin, flavanoid, glikosid, dan komponen fenol. Beberapa kandungan daun anting-anting yang berpotensi sebagai anti-skabies yaitu saponin, glikosid dan minyak esensial Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi ekstrak daun anting-anting (Acalypha Indica L.) sebagai anti-skabies terhadap Sarcoptes scabiei var. cuniculi secara in vitro. Sampel yang digunakan yaitu Sarcoptes scabiei var. cuniculi stadium dewasa masing-masing 20 ekor tiap perlakuan dengan ulangan sebanyak 5 kali. Ada 5 perlakuan yaitu PN (kontrol negatif) dengan DMSO 0,5%, P0 (amitraz 12,5%), P1 (ekstrak daun anting-anting 6,25%), P2 (ekstrak daun anting-anting 12,5%) dan P3 (ekstrak daun anting-anting 25%). Kemudian tiap perlakuan di amati selama 8 jam dengan rincian pengamatan pada menit ke-15, ke- 30, ke-45, 1 jam, dilanjut setiap jam hingga 8 jam dibawah mikroskop stereo. Selama pengamatan dilakukan pencatatan waktu kelemahan dan kematian S. scabiei. Kemudian data diolah menggunakan analisis Probit dengan software SPSS 20.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan kematian S. scabiei tercepat yaitu P3 sebesar 4.6 ekor/jam, kemudian P0, P2, P1 dan PN masing-masing 3.5, 3.1, 1.9 dan 1.3 ekor/jam. Konsentrasi terkecil ekstrak daun anting-anting yang tidak berbeda nyata jika dibandingkan amitraz untuk mematikan 50% dan 90% S. scabiei yaitu 12,5% dengan waktu kematian (LT50) 1.82 jam dan (LT90) 3.69 jam. Hal ini diduga ada persamaan cara kerja amitraz dan minyak esensial dalam ekstrak daun anting-anting (Acalypha indica L.). Keduanya bekerja mempengaruhi reseptor oktopamin S.scabiei. Kesimpulannya bahwa ekstrak daun anting-anting (Acalypha indica L.) mempunyai kecepatan kematian terhadap S. scabiei var. cuniculi secara in vitro sebesar 3.1 ekor/jam, letal konsentrasi sebesar 12,5% dan berpotensi sebagai antiskabies terhadap S. scabiei var. cuniculi secara in vitro. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan pelarut ekstrak yang sesuai sehingga didapatkan senyawa yang mempunyai aktivitas anti-skabies dan lebih lanjut dilakukan isolasi senyawa tersebut serta dilakukan penelitian lanjutan secara in vivo.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKC KK KH.52/19 Ast p
Uncontrolled Keywords: Acalypha indica L, anti-scabies, Sarcoptes scabiei, in vitro
Subjects: R Medicine > RC Internal medicine > RC109-216 Infectious and parasitic diseases
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan
Creators:
CreatorsNIM
LULUK TRI ASTUTI, 061511133159UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorRahmi Sugihartuti, Dr., drh., M.Kes.UNSPECIFIED
Thesis advisorLianny Nangoi, drh., M.Kes.UNSPECIFIED
Depositing User: mrs hoeroestijati beta
Date Deposited: 05 Mar 2019 08:52
Last Modified: 29 Nov 2023 04:35
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/80777
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item