Jusli, NIM011629049305 (2019) HUBUNGAN ANTARA HEPSIDIN TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PRE-DIALISIS. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

	Text (ABSTRAK) KKA KK PPDS.IKA.15-19 Jus h ABSTRAK.pdf Download (31kB)
	Text (DAFTAR ISI) KKA KK PPDS.IKA.15-19 Jus h DAFTAR ISI.pdf Download (141kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) KKA KK PPDS.IKA.15-19 Jus h DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (40kB)
	Text (FULLTEXT) KKA KK PPDS.IKA.15-19 Jus h LAPEN.pdf Restricted to Registered users only until 27 June 2022. Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Latar belakang: Anemia merupakan komplikasi penyakit ginjal kronik (PGK) yang sering ditemukan pada anak dan meningkatkan angka morbiditas, mortalitas dan progresivitas penyakit. Inflamasi dan gangguan fungsi ginjal akan meningkatkan kadar hepsidin, menyebabkan absorbsi besi di usus dan release di makrofag menurun. Hepsidin merupakan regulator utama homeostasis besi tubuh. Hepsidin tinggi berperan penting terhadap kejadian anemia pada PGK pre-dialisis. Namun, bagaimana hubungan hepsidin terhadap kejadian anemia pada anak dengan PGK pre-dialisis belum banyak dijelaskan. Tujuan: Menganalisis hubungan antara kadar hepsidin terhadap kejadian anemia pada anak dengan PGK pre-dialisis. Material & Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional dilakukan di bagian anak RSUD. Dr. Soetomo selama bulan Desember 2018 - Februari 2019. Sampel dipilih berdasarkan consecutive random sampling sampai jumlah sampel terpenuhi. Kriteria inklusi anak PGK derajat 1-5 pre-dialisis berusia 3 bulan – 18 tahun dan bersedia mengikuti penelitian, kriteria ekslusi yaitu tidak mendapatkan EPO, transfusi darah dalam 3 bulan terakhir, tidak mendapatkan suplementasi besi dan infeksi akut. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, sérum hepsidin, interleukin-6 (IL-6), saturasi transferrin dan ferritin. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Mann-Whitney U, Uji korelasi logistik regeresi linier dan Uji korelasi logistik regresi ganda. Hasil: Jumlah total subyek penelitian adalah 47 anak, laki-laki 27 (57.4%) dan perempuan 20 (42.5%). PGK anemia 26 (55.3%), PGK tidak anemia 21 (44.7%). Penyebab PGK terbanyak lupus nefritis 18 (38.3%), kemudian sindrom nefrotik 11 (23.4%), kelainan urologi 11 (23.4%), tubulopati 5 (10.6%), dan RPGN, HSP nefritis 2 (4.3%). Hasil analisis uji korelasi regresi logistik ganda antara ferritin, TSAT, IL-6 dan LFG terhadap hepsidin pada PGK pre-dialisis tidak signifikan (ferritin p=0.727, TSAT p=0.920, IL-6 p=0.405 dan LFG p=0.842(>0.05). Hasil uji korelasi Mann-Whitney U antara kadar hepsidin terhadap kejadian anemia tidak signifikan p=0.095 p>0.05), begitupula Hasil uji korelasi regresi logistik linier antara hepsidin terhadap Hb tidak signifikan p=0.503 (p>0.05). Hasil analisis uji korelasi regresi logistik ganda terhadap Hb pada anak dengan PGK derajat 3-5 pre-dialisis terdapat 2 variabel yang signifikan, yaitu ferritin p=0,000, dan IL-6 p=0,004 (<0.05) dan 2 variabel tidak signifikan, yaitu: TSAT p=0,597 dan LFG p=0,760(>0.05) Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar ferritin dan IL-6 terhadap Hb pada anak dengan PGK derajat 3-5 pre-dialisis, namun tidak terdapat hubungan antara LFG, IL-6, TSAT dan ferritin terhadap hepsidin, maupun antara hepsidin terhadap anemia dan Hb pada anak dengan PGK derajat 1-5 pre-dialisis. Serum hepsidin memberikan informasi terhadap kadar dan ketersediaan besi selama inflamasi dan dapat digunakan dalam evaluasi anemia pada anak dengan PGK

Actions (login required)

View Item