Hari Nugroho, 031142068 and Brahmana Askandar Tjokroprawiro, 090970138 and Hendy Hendarto, 090315218 D and Widjiati (2014) Pengaruh Agonis GnRH terhadap Rasio Ekspresi Bcl-2/Bax, Perkembangan Folikel dan Folikel Atresia pada Ovarium Rattus norvegicus dengan Pemberian Sitostatika Siklofosfamid. Majalah Obstetri & Ginekologi, 22 (3). pp. 112-117. ISSN 0854-0381
Text (Similarity)
Pengaruh Agonis GnRH terhadap Rasio Ekspresi Bcl-2_Bax, Perkembangan Folikel dan Folikel Atresia pada Ovarium Rattus Norvegicus dengan Pemberian Sitostatika Siklofosfamid.pdf Download (2MB) |
|
Text (Artikel)
16. Pengaruh Agonis GnRH_compressed.pdf Download (388kB) |
|
Text (Peer Review)
Peer Pengaruh Agonis GnRH.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kemajuan dalam pengobatan kanker meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dengan kemoterapi tetapi kualitas hidup menurun.Kegagalan ovarium prematur (POF) terjadi pada 50% wanita premenopause setelah kemoterapi. Siklofosfamid adalah gonadotoxic,42-77% wanita premenopause setelah siklofosfamid saja menjadi POF. Penggunaan GnRH agonis dengan kemoterapi menurunkanPOF yang diaktifkan oleh reseptor GnRH dalam sel granulosa dan mencegah apoptosis. Tidak ada penelitian tentang GnRH agonisyang digunakan selama kemoterapi dapat menurunkan apoptosis tersebut. Kami menganalisis hubungan GnRH agonis dalamekspresi rasio apoptosis Bcl-2/Bax dan primer, sekunder, tersier dan folikel atresia untuk mencegah POF posting siklofosfamid diRattus norvegicus. Penelitian ini menggunakan post test only control group design pada 32 ekor Rattus novergicus yang dibagimenjadi 2 kelompok, dengan plasebo (P0) dan siklofosfamid dengan GnRH agonis (P1). Swab vagina dilakukan untuk mencapaisiklus proestrus. Siklofosfamid diberikan selama 4 hari. GnRH agonis atau plasebo diberikan pada hari pertama setelah pemberiansiklofosfamid. Pembedahan dilakukan pada hari kelima. Spesimen Ovarium diwarnai dengan Hematoxcylin-Eosin danimunohistokimia. Bcl-2 ekspresi/Bax pada P1 lebih tinggi dari P0 (p = 0,017), jumlah folikel atresia lebih rendah pada P1 (p =0,001). Folikel primer pada P1 lebih tinggi (p = 0,003). Folikel sekunder pada P1 lebih rendah (p = 0.251) dan folikel tersier padaP1 juga lebih rendah (p = 0,004). Penggunaan GnRH agonis dapat menurunkan apoptosis dalam sel granulosa dari Rattusnorvegicus yang diberi siklofosfamid. Namun apakah agonis GnRH hanya menekan folikel tertentu, masih menjadi pertanyaan.(MOG 2014;22:112-117)
Item Type: | Article | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | GnRH agonist, siklofosfamida, Bcl-2, Bax, apoptosis | ||||||||||
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) > R5-920 Medicine (General) R Medicine > RG Gynecology and obstetrics > RG1-991 Gynecology and obstetrics |
||||||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Ilmu Kebidanan dan Kandungan | ||||||||||
Creators: |
|
||||||||||
Depositing User: | arys fk | ||||||||||
Date Deposited: | 29 Jul 2019 07:05 | ||||||||||
Last Modified: | 29 Jul 2019 07:06 | ||||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/85378 | ||||||||||
Sosial Share: | |||||||||||
Actions (login required)
View Item |