YUDHY SUHENDRA, 040113872 (2008) PENERAPAN PELAPORAN SEGMEN DALAM MENGEVALUASI KINERJA SHOW ROOM CABANG (STUDI KASUS PADA PT "X" DI SURABAYA). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) gdlhub-gdl-s1-2009-suhendrayu-8862-a122_08-w.pdf Download (208kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2009-suhendrayu-8862-a122_08-w-min.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Persaingan bisnis yang semakin kompetitif memaksa perusahaan untuk beroperasi secara lebih efektif clan efisien. Dewasa ini semakin banyak saja ditemui perusahaan memiliki beberapa unit bisnis yang menghasilkan berbaga] ragam produk. Perusahaan yang mempunyai lebih dari satu unit bisnis membutuhkan manajer unit dalam pengelolaannya. Kondisi ini menyebabkan perusahaan membutuhkan informasi yang akurat dalam membantu manajer dalam pengambilan keputusan demi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan informasi keuangan yang bersifat global, manajer mengalami kesulitan untuk mengetahui secara rinci tentang profitabilitas tiap segmen produk. Dengan demikian manajer tidak mendapatkan umpan balik yang cukup akurat dalam melakukan perencanaan maupun pengambilan keputusan yang baik di masa mendatang. Sehingga dirasa perlu untuk membuat suatu laporan keuangan tiap segmen atau unit bisnis yang menyajikan laporan hasil usahanya. Pelaporan per segmen ini disebut segmented reporting. Konsep laba rugi per segmen dibuat untuk dapat memberikan informasi yang memadai bag] manajer untuk kepentingan pengambilan keputusan. Segmen adalah bagian dari suatu aktivitas perusahaan yang menghasilkan laba. Segmen dalam perusahaan dapat berupa wilayah penjualan, divisi atau lini produk. Sering kal] manajer dalam menilai lini produk cenderung menilai profitabilitas secara keseluruhan, tanpa mempertimbangkan segmen mana yang menguntungkan atau merug]kan. Dalam suatu perusahaan mungkin terdapat salah satu segmen yang t]dak menguntungkan, sedangkan segmen yang lain memberikan kontribusi laba yang signifikan. Sehingga apabila dievaluasi secara keseluruhan perusahaan tersebut akan tetap menguntungkan. Hal ini dikarenakan segmen yang tidak memberikan kontribusi positif tersebut tertutupi oleh segmen yang lain yang memberikan kontribusi lebih pada perusahaan. Penggunaan laporan laba rugi dalam menila] kinerja keuangan adalah parameter yang umum dipakai suatu perusahaan. Seperti halnya perusahaan lain, PT X juga menggunakan laporan laba rugi dalam menilai kinerja tiap cabangnya. Sedangkan untuk menilai lebih jauh tentang kesehatan keuangan suatu perusahaan, laporan arus kas merupakan parameter lain yang relatif akurat. Walaupun kinerja perusahaan dalam laporan laba rugi cukup prospektif, tetapi apabila omzet penjualannya terlalu banyak menumpuk dalam p]utang, dapat dipastikan perusahaan akan kesulitan cash flow di kemudian hari. Kesulitan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo merupakan dampak langsung yang akan dirasakan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa profitabilitas yang terangkum dalam laporan laba rugi dan liku]ditas yang tercermin dalam laporan arus kas merupakan parameter yang Baling melengkapi. Dengan laporan segmen inilah, perusahaan akan lebih dapat menila], memperhitungkan serta mengevaluasi hasil dari kinerja perusahaan itu sendiri, sehingga dapat dijadikan sebagai informasi bagi perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menilai (dipertahankan atau ditutup) show room cabang tersebut.

Actions (login required)

View Item