UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK 2,4-DIKLOROBENZOILUREA DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

Cahyaning Utami, 050413076 (2008) UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK 2,4-DIKLOROBENZOILUREA DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
gdlhub-gdl-s1-2011-utamicahya-14832-kkbkk-2-u.pdf

Download (872kB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penyakit kanker merupakan penyebab utama kematian setelah penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 terdapat sepuluh juta kasus kanker baru per tahun dan terjadi peningkatan sekitar 20 persen tiap tahunnya (www.kompas.com, tanggal 23 Februari 2008 ). Salah satu terapi untuk pengobatan kanker adalah kemoterapi yang bertujuan merusak secara selektif sel kanker tanpa mengganggu sel normal (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Namun tujuan ini Bering mengalami kegagalan dan sampai sekarang masih sedikit sekali obat antikanker yang bekerja secara selektif untuk pengobatan jenis kanker tertentu (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Hal tersebut menjadi pendorong untuk terus dilakukannya pengembangan obat antikanker baru. (Pelton and Overhollser, 1994). Mekanisme kerja urea sebagai antikanker dengan cara menghambat pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dan mengganggu matrik air pada sel kanker (Pelton and Overhollser, 1994). Pada perkembangannya, berdasarkan penelitian–penelitian ilmiah yang telah dilakukan diketahui senyawa-senyawa turunan urea juga berpotensi mempunyai aktivitas antikanker. Sehingga pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas sitotoksik senyawa 2,4-diklorobenzoilurea yang merupakan salah satu senyawa hasil modifikasi urea yang diperoleh dari hasil sintesis oleh Siswandono (2005). Pada uji aktivitas sitotoksik senyawa 2,4-diklorobenzoilurea digunakan senyawa pembanding yaitu urea sebagai senyawa induk dan hidroksiurea sebagai senyawa turunan urea yang sudah digunakan secara klinis sebagai obat antikanker. Untuk mengetahui aktivitas sitotoksik senyawa 2,4-diklorobenzoilurea digunakan metode uji Brine Shrimp Lethality Test (BST). Hasil uji toksisitas dapat diketahui dari pengamatan selama 24 jam jumlah kematian hewan uji yaitu larva udang Anemia sp. yang berumur 48 jam karena pengaruh pemberian senyawa uji 2,4=diklorobenzoilurea dalam berbagai konsentrasi yang telah ditentukan. Konsentrasi larutan uji antara lain 1 ppm, 5 ppm , 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm yang dibuat dengan cara mengambil sebanyak 5,0 µl, 25,0 µl, 50,0 pl, 100,0 pl, 150,0 µl, 200 µl dan 250,0 pl dari larutan baku induk 1000 ppm, kemudian dimasukkan masing-masing dalam vial dan ditambahkan 10 ekor larva udang serta air laut sampai tepat 5 ml. Selanjutnya data kematian larva udang dianalisis dengan analisis probit menggunakan progam SPSS 11.5 for Windows dengan derajat kepercayaan 95% untuk menghasilkan nilai LC50 , yaitu kadar yang menyebabkan kematian hewan coba sebesar 50% (Mc Laughlin et al, 1998). Prosedur atau perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap senyawa pembanding urea dan hidroksiurea. Dari hasil analisis probit dengan derajat kepercayaan 95% diperoleh harga LC50 untuk senyawa uji 2,4-diklorobenzoilurea adalah 48,52±1,57 ppm dan LC50 senyawa pembanding hidroksiurea adalah 63,47±3,43 ppm, sedangkan LC50 senyawa pembanding urea tidak dapat dihitung dengan analisis probit dengan derajat kepercayaan 95%. Untuk senyawa murni, bila nilai LC50 lebih kecil dari 200 ppm, maka senyawa tersebut mempunyai aktivitas sitotoksik (Anderson et al., 1991). Berdasarkan nilai LC50 yang didapat tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa uji 2,4-diklorobenzoilurea dan senyawa pembanding hidroksiurea memiliki aktivitas sitotoksik dengan metode uji Brine Shrimp Lethality Test (BST) dan aktivitas sitotoksik kedua senyawa tersebut lebih besar dibandingkan senyawa pembanding urea. Aktivitas sitotoksik senyawa 2,4-diklorobenzoilurea lebih besar daripada senyawa induk urea karena pengaruh peningkatan lipofilisitas, pengaruh sifat elektronik dan sifat sterik. Untuk mengetahui perbedaan besarnya aktivitas sitotoksik antara nilai LCS0 senyawa uji 2,4-diklorobenzoilurea dengan senyawa pembanding kedua yaitu hidroksiurea, maka dilakukan analisis statistika dengan uji t-test dengan a = 0,05. Hasil t-test menghasilkan t hitung = 6,869 dan probabilitas (P) = 0,002. Nilai t hitung yang didapat kemudian dibandingkan dengan t tabel = 2,571 dgn a = 0,05, didapatkan t hitung > t tabel (6,869 > 2,571). Selain itu jika dilihat dari nilai probabilitas (P), didapatkan bahwa nilai P > 0,002. Berdasarkan nilai t dan probabilitas tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara aktivitas sitotoksik kelompok larutan uji 2,4-diklorobenzoilurea dengan kelompok larutan pembanding hidroksiurea. Sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa 2,4-diklorobenzoilurea mempunyai aktiivitas sitotoksik lebih besar daripada senyawa hidroksiurea. Oleh karena itu senyawa 2,4-diklorobenzoilurea berpotensi untuk dikembangkan sebagai sediaan atau obat antikanker bare dengan melalui uji aktivitas antikanker lebih lanjut secara invivo serta uji praklinis dan klinis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FF 150-10 Uta u
Uncontrolled Keywords: CYTOTOXINS; UREA DERIVATIVES
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica > RS1-441 Pharmacy and materia medica
Divisions: 05. Fakultas Farmasi
Creators:
CreatorsNIM
Cahyaning Utami, 050413076UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSiswandono, Prof. Dr. Apt., MSUNSPECIFIED
Thesis advisorRobby Sondakh, Drs., AUNSPECIFIED
Depositing User: Agung BK
Date Deposited: 04 Apr 2011 12:00
Last Modified: 11 Jul 2016 03:28
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/8667
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item